"Stop! Anda salah orang. Aku bukan Rams," buru-buru aku mengangkat tanganku. Meminta agar juru parkir itu tidak melanjutkan aksi hebohnya. Sejenak pria berseragam itu menurunkan ponselnya dan menatapku.
"Anda tidak sedang bergurau, bukan? Aku tahu betul Anda adalah Rams. Aku  mengoleksi banyak poster Anda di dinding kamarku. Dan tahi lalat itu..." juru parkir itu menunjuk rahang bawah bagian kanan wajahku. "Aku sangat mengenalinya."
Mendengar ucapan fans beratku itu aku sama sekali tidak berkutik. Laki-laki itu sungguh mengenali ciri-ciri fisikku dengan baik.Â
Untuk beberapa lamanya aku bungkam.Â
Hingga aku tak menyadari Irmina sudah berdiri di belakangku.
"Oh, ini pasti istri Anda, ya, Rams," juru parkir beralih pandang dan segera  menyalami Irmina. " Nyonya, senang sekali aku bisa bertemu dengan suami Nyonya. Ia bintang idolaku. Rams Wigner. Seorang aktor film laga yang sangat kukagumi."
Kulihat Irmina tertegun. Lalu melototkan mata ke arahku.
"Kau--apa yang sudah kau lakukan? Kau mengaku sebagai bintang film yang sudah meninggal itu? Sungguh keterlaluan!"
Bersambung....
***
Malang, 21 April 2018