"Tidak Ibu. Aku punya cara tersendiri untuk mengusir mereka!" Edward meraih senapannya. Lalu membuka daun jendela lebar-lebar.Â
Dor!
Seekor kelelawar jatuh terkapar di tanah.Â
"Edward! Hentikan!" Nyonya Katrin berusaha mencegah . Tapi Edward sudah kalap. Ia membabi buta memuntahkan peluru ke arah hewan-hewan bersayap yang kemudian lenyap entah ke mana.
***
Diam-diam Nyonya Katrin keluar rumah. Lewat pintu belakang perempuan paruh baya itu menyusuri jalanan. Ia nyaris tiba di tempat tujuan ketika dilihatnya dua sosok berdiri tak jauh darinya, hanya berjarak beberapa depa.Â
Meski terpunggungi Nyonya Katrin  bisa mengenali salah seorang dari mereka. Yang berjubah panjang itu, Pendeta Samuel--orang yang ingin ditemuinya, yang pernah menikahkan Edward sekitar empat bulan lalu.
"Sesuai perjanjian, pada malam Friday  the  13th  yang kedua ini, putrimu--Emma, akan mencapai kesempurnaan. Satu nyawa kelelawar berarti satu persembahan."
"Sepertinya target telah terpenuhi. Pria bernama Edward itu telah berhasil membunuh seekor. Dan itu berarti..."
"...berarti ia harus merelakan nyawa Ibunya."
Dua sosok itu sontak menoleh ke belakang. Lalu melesat secara bersamaan menubruk tubuh Nyonya Katrin yang berdiri terdiam.