Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bagaimana Racun Membunuhmu Rose?

12 April 2018   19:44 Diperbarui: 12 April 2018   19:51 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi seorang petugas hotel yang sedang berkeliling untuk membersihkan ruangan merasa curiga karena kamar nomor 67 yang terletak di lantai dua sejak kemarin malam pintunya tertutup rapat. Bahkan ketika ia mencoba mengetuknya untuk yang kesekian kali, tak juga mendapat respon dari penghuninya. Petugas hotel itu pun  segera melaporkan keadaan tersebut kepada  manager  hotel yang kebetulan sedang berada di ruangannya.

Untuk mengantisipasi hal-hal buruk maka pihak hotel segera menghubungi polisi setempat.

Serombongan petugas berseragam datang tak lama berselang. Dengan sigap mereka segera membuka paksa pintu kamar nomor 67 itu menggunakan kunci duplikat. Dan benarlah, seperti yang dikhawatirkan, seorang perempuan bernama Rose ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Posisi tubuhnya tertelungkup di atas ubin.

Polisi gegas memeriksa seluruh ruangan. Juga kondisi perempuan itu. Rose diperkirakan meninggal sekitar tiga jam lalu. Tubuhnya sudah membiru. Kedua bola matanya melotot keluar. Sepertinya sebelum mati ia mengalami kesakitan yang amat luar biasa.

Salah seorang polisi mendekat. Kemudian membalikkan tubuh korban. Ia melihat mulut Rose berbusa disertai lelehan darah . Tercium pula bau almond yang sangat menyengat. 

Racun.

Ya, perempuan muda itu mati karena racun.

Polisi tidak berani mengatakan apa-apa. Mereka harus membawa mayat perempuan itu untuk divisum. Maka setelah pemerikasaan ruangan selesai, jasad Rose segera diangkut dengan ambulan meluncur ke Rumah Sakit.

Kejadian menggemparkan itu terjadi sekitar satu bulan lalu. Hasil otopsi menyatakan bahwa Rose positif keracunan oleh sejenis sianida yang mematikan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana racun itu sampai tertelan oleh Rose?

Semua masih menduga-duga. Sampai akhirnya polisi memberi pernyataan resmi bahwa Rose meninggal karena bunuh diri. Polisi mengambil kesimpulan demikian--murni bunuh diri--bukan karena pembunuhan, sebab tidak ditemukan benda-benda mencurigakan seperti botol atau gelas minum di dalam kamar yang dicurigai sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan racun. Juga tidak ada tanda-tanda ada orang lain masuk ke dalam kamar tinggal perempuan itu. 

Hal itu diperkuat dengan tidak ditemukannya sidik jari pada handel pintu atau benda-benda lain yang terdapat di sekitar ruangan. Larutan luminol yang dioleskan pada tempat-tempat yang dicurigai tersentuh oleh tangan juga tidak menunjukkan perubahan warna apa-apa. Nihil.

Dari sini polisi lantas menutup kasus kematian Rose. Tak ada proses hukum menyertai.

Namun ada yang janggal. Polisi tidak menjelaskan bagaimana racun itu sampai bisa tertelan oleh Rose. Sepertinya polisi memang mengalami jalan buntu.

Tentu saja beberapa orang diam-diam menyimpan rasa penasaran. Termasuk saya. 

Maka malam ini secara diam-diam pula saya ingin mengajak Anda, para pembaca, memecahkan kasus rumit ini. Mari kita mencari tahu bagaimana cara racun itu masuk ke dalam tubuh Rose.

Anda tidak keberatan bukan? 

Oh, ya. Saya memiliki sedikit bocoran. Sewaktu tim dokter ahli forensik memeriksa mulut Rose, ditemukan serpih gelatin tersangkut pada gigi geraham perempuan itu. Tapi para dokter enggan mengatakannya kepada polisi.

"Racun yang tertelan oleh korban berbentuk sebuk kristal. Tapi--ah, sudahlah. Biar saja para polisi itu menggunakan sedikit otak mereka. Tidak melulu tergantung pada hasil kerja keras kami," begitu alasan salah satu dokter ahli forensik saat menyampaikan bocoran itu kepada saya.

Bagaimana? Anda sudah siap membantu saya mengungkap misteri kematian Rose ini?

***

Malang, 12 April 2018

Lilik Faimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun