Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Daliman Bosan Menjadi Kaya

28 Maret 2018   09:32 Diperbarui: 29 Maret 2018   17:52 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (dreamstime.com)

"Apa karena aku kaya lantas kalian melamarku? Bagaimana semisal hidupku  kere, miskin, apakah kalian juga akan tetap melirikku?"

Tentu saja orang-orang yang datang itu tidak bisa menjawab. Mereka terdiam. Bisu seperti patung. Kalau sudah begitu Daliman akan mengusir mereka secara halus dengan mengatakan ia masih harus melakukan banyak pekerjaan.

Sepeninggal orang-orang berdasi yang mengaku sebagai pengemban suara rakyat itu, Daliman menggerutu. Memaki-maki kekayaannya yang membuat mata orang-orang silau.

Sebenarnya Daliman sudah berulang kali berusaha mengurangi kekayaannya. Dengan berbagai cara. Ia bahkan mendatangkan beberapa konsultan ahli untuk sekadar bertanya jawab, mencari solusi bagaimana cara menghabiskan harta bendanya yang menumpuk bak gunung emas.

"Pak Daliman bisa menjual tanah warisan kepada para developer. Tanah-tanah itu akan berubah fungsi menjadi perumahan. Dengan begitu aset tanah Pak Daliman akan berkurang," salah seorang konsultan ahli memberi saran.

"Saya sudah melakukannya. Memang benar tanah warisan saya berkurang. Tapi uang tabungan saya jadi bertambah," Daliman menimpali dengan wajah murung.

"Jual tanah Bapak semurah-murahnya," saran seorang ahli yang lain.

"Sudah. Bahkan saya memberikannya secara cuma-cuma kepada Yayasan Yatim Piatu, Pondok Pesantren dan badan-badan sosial lainnya. Tapi kekayaan saya sama sekali tidak berkurang. Malah semakin banyak."

Para konsultan ahli itu tercenung. Mereka tidak tahu harus menjawab apa.

Daliman terlihat putus asa.

"Pak Daliman sudah membagi-bagikan harta Bapak kepada fakir miskin, anak-anak jalanan dan janda-janda terlantar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun