"Amin...alhamdulillah, terima kasih atas doa terbaiknya, Ibu," saya menyahut terharu.
Keinginan dan kegigihannya dalam meraih cita-cita benar-benar mengantarkan si bungsu sampai pada  pintu gerbang Universitas Brawijaya Malang. Alhamdulilah semua berjalan lancar. Ia berhasil lolos SNMPTN tahun 2016 jurusan Mipa dan mendapat beasiswa yang insya Allah hingga S1. Saat ini ia sedang menjalani semester 4.Â
Di usianya yang relatif sangat muda, 4 Desember 2017 nanti baru genap 18 tahun, ia sudah belajar mengamalkan ilmunya. Ia mengajar bimbel di rumah meneruskan profesi yang selama ini saya tekuni. Itu dilakukan sejak semester pertama menjadi mahasiswa. Ia memegang jenjang kelas SMP. Sedang saya---karena faktor umur dan keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya rela turun tahta hanya mengajar siswa kelas SD dan usia TK. Saya tidak malu mengakui, secara akademik bungsu saya lebih pintar dari emaknya. Jadi sudah sepantasnya ia mengajar setara dengan keilmuan yang diserapnya.
Seperti halnya saya, tujuan utama si bungsu mengajar bimbel bukanlah semata-mata mencari materi. Melainkan lebih ke arah berbagi ilmu. Apalagi di zaman now ini, harga ilmu menjadi begitu mahal. Tahukan beaya les di luar sana? Bertarif jutaan, perpaket. Apalagi  jelang Ujian Nasional. Bagaimana dengan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu? Bukankah mereka juga membutuhkan bimbingan belajar untuk menghadapi ujian?Â
Berawal dari pemikiran inilah saya tetap bertahan dan eksis menjadi guru bimbel rumahan dengan tarif tidak memberatkan. Dan saya bersyukur bahwasanya si bungsu ternyata mengikuti jejak saya.
Di balik kesibukannya sebagai seorang mahasiswi cilik yang harus berangkat pagi dan pulang petang, belum lagi tugas kuliah yang bejibun (ia juga terpilih menjadi asdos, aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, dll), tentu saja si bungsu harus pandai-pandai mengatur waktu. Ia me-manage kegiatannya sedemikian rupa---bernegoisasi dengan murid-muridnya, kapan waktu terbaik bagi mereka untuk bisa bertemu dan belajar bersama. Ia juga masih sempat menyalurkan hobi menggambarnya, ala manga, yang sejak kecil sangat diminatinya. Ia bahkan sering diminta oleh teman-teman dumay-nya untuk memberikan tutorial menggambar.
Ini sebagian karya gambar bungsu saya....
Terus mengayun langkah ya, Nduk. Jangan pernah surut. Di depan sana jalan masih panjang---merentang menunggu pengabdianmu.
***