Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hangatnya Menjalin Persahabatan dengan Dokter Keluarga

24 November 2017   05:24 Diperbarui: 24 November 2017   18:57 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: medscape.com

"Kamu tahu siapa ini? Dia sahabat saya lebih dari 28 tahun."

Sontak sang asisten menunduk malu dan minta maaf kepada saya.

Hal lucu setiap bertemu dengan beliau adalah, saya selalu menegur duluan. "Apa kabar, Dokter? Bagaimana kesehatan Anda hari ini?"

Dokter Kohar menyahut sembari tertawa. "Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu."

Setelah bertukar kabar, beliau tak lupa menanyakan kesehatan saya. Tentang kista pada dada sebelah kiri saya yang sudah bercokol lebih dari dua tahun. Sembari bertanya ini-itu, dokter Kohar segera meraih buku super tebal dari bawah meja kerjanya. Beliau membuka halaman demi halaman sejenak. Lalu menyodorkannya ke hadapan saya.

"Kista ada yang berbahaya dan ada pula yang tidak. Coba kamu baca dan pelajari catatan di buku ini. Kamu bisa mengetahui apakah benjolanmu itu perlu diangkat atau tidak."

Saya segera melakukan perintahnya. Saya membaca buku tebal itu dengan seksama. Saya tidak segan bertanya hal-hal yang tidak saya mengerti, khususnya istilah kedokteran kepada beliau. Dan beliau dengan senang hati menjelaskannya kepada saya, seperti seorang guru terhadap muridnya.

Usai berbincang masalah penyakit secara serius, kami melanjutkan dengan bincang santai tentang kehidupan sehari-hari. Saya suka menggoda beliau agar menceritakan kisah cintanya bersama Nyonya, juga perjuangannya saat memilih profesi sebagai seorang dokter.

"Suatu hari saya ingin menulis biografi Anda, Dokter," ujar saya serius.

"Tulislah. Kalau mau tahu kisah cintaku bersama Nyonya, kamu bisa ngobrol langsung sama dia," tangannya menunjuk ke arah istrinya yang cantik, yang duduk tersenyum-senyum melihat keakraban kami. "Kalau mau menulis tentang perjalanan karierku, kamu harus sering-sering datang mengunjungiku."

Begitulah. Persahabatan antara saya dan dokter Kohar tidak terhalang sekat. Tidak tersandung ras maupun agama. Kami memang berbeda status---tapi kami mampu menjaga pesahabatan dan menikmati indahnya hingga detik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun