Lima belas menit kemudian Violet menyudahi pengamatannya.
"Kukira ada baiknya kita melihat-lihat suasana TKP sebentar,  Brother. Aku hanya ingin memastikan---apakah instingku masih bisa diandalkan," Violet mengerjap-ngerjapkan kedua bola matanya. Inspektur Ando tersenyum. Ia tahu, adiknya itu telah berhasil menemukan titik terang.
***
Masih banyak orang berlalu-lalang di sekitar tempat kejadian kecelakaan meski garis polisi sudah terpasang sebagai penanda bahwa tempat itu resmi ditutup untuk umum. Atas izin kakaknya, Violet bebas menyeruak masuk. Ia memulai pengamatan dari sebatang pohon yang kulit bagian bawahnya terkelupas, yang diduga terserempet mobil milik korban. Kemudian matanya beralih ke arah tiang listrik yang masih berdiri kokoh.
Hanya sebentar. Sekitar dua puluh lima menit. Setelah dirasa cukup, ia melangkah ringan, keluar dari garis pembatas menemui Inspektur Ando.
"Tiba-tiba aku teringat, bukankah kita belum makan malam?" ia berkata riang seraya menatap pria berumur itu. Inspektur Ando mengangguk kecil, tangan kekarnya merangkul pundak Violet.
"Baiklah adikku sayang. Mari kita cari tempat makan yang nyaman. Ngomong-ngomong, apakah kau tidak keberatan jika kutraktir bakpao panda berisi coklat?"
"Oh, no, Brother! Sejak bakpao dijadikan perumpamaan dalam kasus kecelakaan ini, aku---telah mencoretnya dari daftar kue kesukaanku."
***
Malang, 17 Nopember 2017
Lilik Fatimah Azzahra