Aisyah menatap berlama-lama wajahnya di dalam cermin. Guratan hitam dan sembab masih menggantung di bawah kelopak matanya. Pipinya pucat, rambutnya kusut masai. Â
"Kacau sekali aku pagi ini," ia membatin seraya menoleh ke arah bocah-bocah kecil yang masih terlelap di atas tempat tidur. Mendadak perasaannya bercampur aduk.Â
Pintu berderit. Dilihatnya Marwoto sudah berdiri di ambang pintu.
"Tandatangani surat pernyataan ini," Marwoto mengulurkan secarik kertas. Aisyah menggeleng.
"Kau keras kepala, Ais!"
"Aku berhak untuk keras kepala."
"Kau menyebalkan!"
"Katakan apa saja tentang diriku, tapi itu tidak akan bisa mengubah keputusanku."
"Kau tahu tidak? Istri yang yang ridho pada suami jaminannya adalah surga?"
"Aku ingin mencari surga dengan caraku sendiri."
Plaaak!