Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Noktah Merah Perkawinan [1]

12 November 2017   14:11 Diperbarui: 12 November 2017   15:12 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Tips tehnik dan cara foto siluet di sunset/ foto.co.id

Marwoto sungguh enggan pulang ke rumah. Apalagi mesti bertemu Aisyah. Ia sudah kehilangan rasa terhadap perempuan yang dinikahinya lebih dari sepuluh tahun itu.

Entah apa yang menyebabkan ia seperti itu. Semenjak bertemu Yulia? Mungkin. Bisa jadi janda dengan satu anak bertubuh mungil itu memang telah berhasil menguras habis energi dalam kepalanya. Pikirannya selalu tertuju pada perempuan itu. Dan anehnya, begitu melihat Aisyah, ia merasa istrinya itu teramat menjemukan. Meski menurut pendapat sebagian orang, Aisyah adalah perempuan yang manis dan lembut.

"Mar, kalau mau makan sate, tidak usah bawa-bawa kambingnya sekalian," sindir Haji Iskandar, teman seperjuangan, sama-sama perantau yang sudah menganggap Marwoto seperti anaknya sendiri.

"Apakah Aisyah wadul  sesuatu kepada Abah?" Marwoto menatap curiga pada lelaki sepuh berpeci putih itu. Haji Iskandar menggeleng.

"Istrimu itu sangat pendiam. Ia tidak pernah bilang apa-apa padaku. Tapi aku tahu kehidupan rumah tangga kalian sedang bermasalah."

Marwoto tersenyum kecut. Ia tahu kemana arah pembicaraan Haji Iskandar.

"Abah, bolehkan saya menyarankan sesuatu? Sebaiknya Abah tidak usah terlalu dalam mencampuri urusan kami."

"Aku sekadar mengingatkan, Mar. Dalam Islam diperbolehkan laki-laki menikahi lebih dari satu perempuan. Lalu kenapa kamu tidak berterus terang saja, meminta baik-baik  pada istrimu itu untuk mengizinkanmu berpoligami?" Haji Iskandar berdehem. Wajah Marwoto seketika memerah.

"Asal Abah tahu...saya sudah minta izin pada Aisyah. Tapi ia menentang."

"Maksudmu?"

"Ia memilih bercerai dari saya ketimbang dipoligami."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun