Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menangkap dan Menuang Ide dalam Secangkir Fiksi

6 November 2017   13:13 Diperbarui: 6 November 2017   13:50 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada perbincangan seru seputar dunia literasi bersama Mahasiswa UIN Malik Ibrahim Malang, Kamis, 02 November 2017 yang lalu, saya sempat ditodong berbagai pertanyaan. Bagaimana proses mencari dan menuangkan ide, menghilangkan rasa malas serta mengatasi writer's  block. Tentu saja saya berusaha menjawab semampu saya dan sesuai dengan apa yang selama ini memang sudah saya terapkan pada diri saya sendiri.

"Menulis adalah proses kegiatan kreatif  untuk  menuangkan ide atau  gagasan. Dengan menulis kita akan menemukan hal-hal baru  yang menyenangkan,  yang selama  ini  sama  sekali  tidak  terpikirkan."

Itu kalimat kutipan sebagai pembuka sebelum saya memulai menjawab pertanyaan demi pertanyaan.

Di bawah ini beberapa power point  yang sengaja saya siapkan untuk memudahkan adik-adik peserta seminar merangkum hasil tanya jawab sore itu.

1. Apa Hal Pertama Kali yang Wajib Dilakukan ketika Seseorang  Memutuskan untuk Menekuni Bidang Menulis?

 Profesi menulis mengharuskan pelakunya berjuang keras. Selayak prajurit di medan laga yang tidak boleh hanya 'sedikit' berani.

Ketika memutuskan untuk menjadi penulis, saat itu juga saya tanamkan rasa disiplin, mau bekerja keras dan terus belajar.  Termasuk membuang sedikit  berani. Dulu saya termasuk paling malu-malu jika harus memperlihatkan tulisan saya. Saya lebih suka menyimpan karya saya di dalam file. Sampai suatu ketika, murid-murid saya memergoki tulisan saya dan mereka memberikan apresiasi positif. Saya pun mulai berani memunculkan karya-karya saya dan membebaskan tulisan saya dibaca oleh siapa saja.

2.Bagaimana Cara Mencari Ide Menulis?

Ilustrasi dokpri
Ilustrasi dokpri
No!

Inspirasi tidak bisa ditunggu

Ia harus dikejar dengan pentungan 

( Jack London)

Saya mengutip kalimat di atas dan menanamkannya lekat-lekat di dalam benak saya. Dengan demikian tidak ada kamus tidak  punya  ide di dalam kepala saya. Bagi saya ide bersliweran di mana-mana. Bahkan saat saya tidak  punya  ide  pun---itu bisa menjadi ide bagi saya.

Saya contohkan begini.

Pagi-pagi saat bangun tidur, saya ingin sekali menulis. Tapi tidak tahu apa yang harus saya tulis. Padahal saya sudah duduk manis di depan lepi yang layarnya sudah menyala. Saya berusaha tidak panik atau bingung. Saya tulis saja pada Ms Word beberapa kalimat pembuka seperti ini :

Pagi ini saya tidak tahu harus menulis apa. Sepertinya saya kehabisan ide. Tapi benarkah begitu?  Oh, bisa jadi saya salah. Bukankah saya bisa menulis tentang dia. Ya, dia. Mahasiswa yang kemarin sore ikut menyimak  talkshow di UIN  itu. Mahasiswa berwajah fiksi dan rada-rada abstrak.....

Aneh bin ajaib. Dari sepenggal kalimat itu, mendadak ide berkembang bak kucuran air hujan. Bahkan saya kewalahan menampungnya dan harus menyuntingnya agar tidak keluar dari topik yang ingin saya tulis.

Jadi demikianlah. Tetaplah menulis sekalipun sedang tidak memiliki  ide. 

3. Dari Mana Menyergap Ide?

-Banyak Membaca, Menyimak dan Mengamati

Membaca di sini bukan hanya membaca buku. Membaca lingkungan sekitar, menyimak pengalaman dan mengamati kejadian-kejadian yang dialami oleh orang lain akan sangat membantu kita menemukan banyak ide.

-Melatih Kepekaan Indera 

Melatih indera, khususnya mata, pendengaran dan hati dengan banyak membaca dan mengamati akan menjadikan kepekaan kita semakin terlatih. Ingat, pisau akan semakin tajam karena kerap diasah.

-Melempar Pertanyaan Pengandaian     

Ini yang sering saya terapkan dalam keseharian menulis saya.  Saya tidak segan melontarkan pertanyaan : Bagaimana jika...?---dan---Bagaimana seandainya...? Itu sangat membantu saya dalam melebarkan ide yang tiba-tiba saja muncul di kepala saya.           

-Menciptakan Ide itu Sendiri

Karena fiksi adalah proses menulis kreatif, maka menciptakan ide sendiri merupakan hal yang paling diutamakan. Kita bisa menjelajah sekaligus mengeksplor imajinasi kita sendiri tanpa batas sehingga menghasilkan karya yang original, apik  sekaligus menarik. 

4. Hal-hal yang Wajib Dilakukan agar Tidak Kehilangan Ide

-Siapkan catatan

Karena daya tampung otak kita terbatas maka tak ada salahnya kita siapkan catatan untuk menuliskan ide-ide yang mendadak bermunculan. Kita bisa membuat coretan-coretan kecil di kertas atau menulis ringkas di memo ponsel kita. 

-Segera tulis dan tulis!

Ini yang paling penting. jangan menunda-nunda waktu. Tulis dan tulis! Tulis apa yang ada di kepala kita, segera. Jangan berpikir tulisan kita baik atau buruk. Tulis dan selesaikan. Jangan mandeg di tengah jalan.

Jika proses menulis sudah tuntas (usahakan sampai ending), barulah kita eram-kan beberapa saat. Pengeraman atau pendinginan boleh berbentuk jam atau hari, untuk kemudian memasuki proses self editing.

5.Jurus Jitu Menendang Moody dan Rasa Malas dalam Menulis

-Mengubah Paradigma Menulis

Mengubah paradigma menulis bagi saya sangatlah perlu. Jika kembali ke konteks menulis itu sendiri, bisa jadi kita akan merasa berat melakukannya. Rasa malas itu datang karena kita merasa tertekan. Sebisa mungkin saya menghindari hal tersebut. Saya menanamkan dalam pikiran saya---dalam hati saya---bahwa menulis adalah suatu pekerjaan yang menyenangkan. Menulis bukan lagi sebuah tuntutan, melainkan kebutuhan. Alhamdulillah sampai detik ini saya merasa enjoy menulis. Bahkan jika tidak menulis saya merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidup saya.

 -Konsisten

Konsisten di sini berhubungan dengan niat, waktu dan tempat. Niatkan untuk terus menulis secara rutin. Jangan biarkan hari terbuang percuma tanpa menulis apa-apa. Pilihlah waktu dan tempat yang nyaman, yang paling kita kehendaki agar proses penuangan ide berjalan lacar dan menyenangkan. 

-Memotivasi Diri

Memotivasi diri sendiri itu perlu. Memacu semangat untuk terus berkarya agar lebih baik dari sebelumnya bisa ditempuh dengan jalan terus giat belajar. Serta berkomitmen bahwa apa yang dihasilkan dari tulisan kelak akan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

-Menulis dari Hati dan jujur

Seorang peserta seminar bertanya mengapa ia kerap merasakan hasil karyanya terasa garing. Saya menjawab, menulislah dari hati dan jujur. Maka tidak saja dirimu yang bisa merasakan kepuasan---karena tulisanmu mampu bercerita dengan hidup, tapi pembacamu juga. 

-Menyukai Tantangan

Menekuni dunia tulis menulis, terutama fiksi, ibarat merambah hutan yang dipenuhi berbagai macam tantangan. Inilah salah satu seni dalam menulis fiksi. Ini pula salah satu alasan mengapa saya lebih memilih menulis fiksi ketimbang non fiksi. Saya sangat menyukai tantangan. Dalam fiksi saya bisa menjadi siapa saja. Saya bisa sewaktu-waktu 'keluar' dari diri saya sendiri. 

Apakah Anda juga menyukai tantangan seperti saya?

Jika iya, tunggu apalagi, mari segera menulis!

***

Maalang, 06 Nopember 2017

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun