( Jack London)
Saya mengutip kalimat di atas dan menanamkannya lekat-lekat di dalam benak saya. Dengan demikian tidak ada kamus tidak  punya  ide di dalam kepala saya. Bagi saya ide bersliweran di mana-mana. Bahkan saat saya tidak  punya  ide  pun---itu bisa menjadi ide bagi saya.
Saya contohkan begini.
Pagi-pagi saat bangun tidur, saya ingin sekali menulis. Tapi tidak tahu apa yang harus saya tulis. Padahal saya sudah duduk manis di depan lepi yang layarnya sudah menyala. Saya berusaha tidak panik atau bingung. Saya tulis saja pada Ms Word beberapa kalimat pembuka seperti ini :
Pagi ini saya tidak tahu harus menulis apa. Sepertinya saya kehabisan ide. Tapi benarkah begitu?  Oh, bisa jadi saya salah. Bukankah saya bisa menulis tentang dia. Ya, dia. Mahasiswa yang kemarin sore ikut menyimak  talkshow di UIN  itu. Mahasiswa berwajah fiksi dan rada-rada abstrak.....
Aneh bin ajaib. Dari sepenggal kalimat itu, mendadak ide berkembang bak kucuran air hujan. Bahkan saya kewalahan menampungnya dan harus menyuntingnya agar tidak keluar dari topik yang ingin saya tulis.
Jadi demikianlah. Tetaplah menulis sekalipun sedang tidak memiliki  ide.Â
3. Dari Mana Menyergap Ide?
-Banyak Membaca, Menyimak dan Mengamati
Membaca di sini bukan hanya membaca buku. Membaca lingkungan sekitar, menyimak pengalaman dan mengamati kejadian-kejadian yang dialami oleh orang lain akan sangat membantu kita menemukan banyak ide.
-Melatih Kepekaan InderaÂ