Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ular

9 Oktober 2017   17:13 Diperbarui: 9 Oktober 2017   17:19 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar :179 Best Snakes & Art images on Pinterest/www.pinterest.com

***

Beberapa jam kemudian ketika Ibu sudah terlihat lebih tenang, ia bercerita panjang lebar mengenai ular itu padaku.

"Pri, lama Ibu dan Ayah tidak mendapat momongan. Lalu kami pergi menemui orang pintar. Keinginan kami bisa terwujud asal sanggup melaksanakan syaratnya. Ayahmu bersedia menjadi tumbal. Dan Ibu pun hamil dirimu. Selama sepuluh tahun sembilan bulan Ayahmu harus rela menjalani hidup sebagai ular. Malam ini adalah malam terakhir jelang kebebasannya. Tapi kau..." Ibu tidak melanjutkan kalimatnya. Matanya sendu menatapku.

Aku menyesal. Aku ingin sekali minta maaf pada Ibu. 

Tapi saat membuka mulut, serasa ada yang janggal. 

Lidahku terjulur---panjang dan bercabang.

***

Malang, 09 Oktober 2017

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun