Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surat Tapol yang Tak Pernah Sampai

23 September 2017   13:02 Diperbarui: 23 September 2017   13:07 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : The Radical Power of a Prison Pen Pal / www.talkingpointsmemo.com

Seorang sipir mendekat, mengacungkan pentungan.

"Waktunya makaaaannn!" teriakan panjang terdengar  memekakkan telinga. Daniel buru-buru melipat kertas lusuh di tangannya dan memasukkan kembali ke dalam sabuk gesper seperti semula.

Sambil mengantre makanan, Daniel berdiri termangu. Matanya menerawang jauh. Langit di pulau pengasingan tampak mendung. Dalam hati ia bergumam. Tak ada tukang pos di sini, atau burung merpati yang siap menjadi kurir. Lalu bagaimana Kastamoen akan menerima dan membaca surat yang ditulisnya?

Daniel meraba kembali pinggang kurusnya. Untuk kesekian kali ia mengeluarkan kertas lintingan itu. Membakar lalu mengisapnya perlahan. Dengan wajah tanpa ekspresi laki-laki renta itu mengembuskan asap yang keluar dari mulutnya---tinggi ke udara.

***

Malang, 23 September 2017

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun