Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng | Sengkuni, Antara Cinta dan Dendam

18 September 2017   12:47 Diperbarui: 18 September 2017   13:35 2130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang perjalanan pemuda itu tidak henti berpikir, melamunkan sosok rupawan Dewi Kunti. Dalam hati ia sempat meyakini, pertemuan dalam mimpi adalah wangsit dari Sang Dewata Agung. Bisa jadi Dewi Kunti adalah jodoh yang memang dipersiapkan untuknya.

Duh, jatuh cinta itu---ternyata begini, rasanya seperti ini. Sangat indah. Tri Gantalpati tersenyum sendiri. Sesekali ia menatap lengkung langit. Sederet awan, putih, dalam  paningalnya  mendadak berubah wujud. Beralih rupa menjadi paras elok Dewi Kunti.  

"Tunggu aku Dewi, aku pasti akan memenangkan sayembara itu. Akan kuboyong Dinda ke istana Gandaradesa," Tri Gantalpati bicara sendiri. Kuda hitam yang ditungganginya meringkik pelan, seolah mengamini kata-kata tuannya.

Ketika penjaga gerbang kerajaan Mandura mencegatnya, dengan senyum sumringah Tri Gantalpati berseru, " Izinkan aku masuk! Aku salah satu pengikut sayembara Raja Surasena."

Penjaga gerbang mengernyit alis. Menatap heran ke arah pemuda kurus ceking itu. "Kau terlambat datang anak muda. Sayembara baru saja bubar."

Mendengar penjelasan demikian tubuh Tri Gantalpati melunglai, pandangannya nanar tertuju pada arena panggung yang memang terlihat sudah sepi.

"Siapa---pemenang yang berhasil memboyong Dewi Kunti?" ia bertanya dengan suara tersendat. Hatinya dirundung kecewa amat sangat.

"Pandu. Dari Hastinapura," penjaga gerbang menjawab singkat.

Tri Gantalpati gegas melompat, menghentak tali kekang dan menendang perut kuda yang ditungganginya keras-keras. Ia tidak peduli pada ringkik kesakitan sang kuda. Ia hanya ingin agar hewan berkaki empat itu berlari sekencang-kencangnya mengejar kereta Pandu yang di dalamnya duduk dengan anggun Dewi Kunti sang pujaan hati.

Dewi Gandari, sang kakak, setia mengikuti dari belakang meski lari kudanya tertinggal cukup jauh.

Napas Tri Gantalpati terengah. Peluh membasahi sekujur tubuhnya. Begitu kereta Pandu mulai terlihat, darah mudanya muntab, menggelegak. Ia kembali menendang perut kuda tanpa ampun. Kuda yang sudah kelelahan itu terpaksa berlari kencang dan berhenti secara mendadak nyaris menyeruduk pintu belakang kereta Pandu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun