Cukup lama saya berada di toilet. Saya baru teringat sahabat-sahabat saya. Pasti mereka cemas karena saya tak juga muncul kembali ke kursi penumpang.
Say Desol terbangun saat melihat saya sempoyongan duduk di kursi. Ia tampak khawatir melihat wajah saya yang memucat. Mas Hery buru-buru membelikan teh panas yang kebetulan di bawa oleh petugas KA. Dan Rara segera mengeluarkan minyak kayu putih untuk kemudian membantu menggosok punggung saya.Â
Malam itu saya benar-benar lunglai. Tepar. Sebenarnya bukan mabuk KA, Tapi mabuk toilet.Â
Pagi mulai menyingsing. Matahari mengintip dari balik jendela. Masih tiga jam lagi pejalanan untuk sampai di Jakarta. Perjuangan masih terus berlanjut.
Kami sampai di Setasiun Senen sekitar pukul 09.30. Lelah dan lusuh tak kami hirau. Masih harus menempuh perjalanan panjang lagi yakni menuju rumah salah seorang sahabat tempat di mana saya dan say Desol akan menginap.
Sekitar pukul dua siang kami baru sampai di Cipayung. Jangan tanya apakah kami lelah. Tapi tanyakan saja, apakah Bolang akan senantiasa seperti ini. Menjaga kebersamaan dan kasih sayang di manapun berada.
***
Malang, 13 Oktober 2016
Lilik Fatimah Azzahra
*Ditulis di atas KA Matarmaja 6 Oktober 2016