Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kotak Pandora untuk Giza

23 September 2016   11:48 Diperbarui: 23 September 2016   12:01 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.goodtheraphy.org

Giza memandangi foto-foto yang bertebaran di atas meja. Satu persatu. Foto-foto itu masih sama. Belum berubah. Ada senyum Rani yang manis. Ada kenangan yang sulit terkikis. 

Giza memejamkan mata.

Sulit nian melupakan masa lalu, gumam lelaki itu. Saat hati ingin bangkit, kenangan demi kenangan menggugat untuk diungkit. 

Geram ia mengepalkan kedua tangannya.

Sesaat melintas wajah lembut Tiara. Memudarkan kisah yang berserak. Membuatnya tertegun beberapa jenak.

"Za, aku datang membawa kotak pandora. Maukah kamu menyimpan semua kenanganmu di dalamnya?" Tiara duduk tepat di hadapannya. Menatap dirinya tak berkedip. 

Giza melempar pandang kembali ke arah foto-foto itu. Ragu.

"Kamu pasti bisa, Za," lanjut Tiara memberi semangat. Perempuan itu mengulurkan tangan. Meraih jemari Giza yang masih terkepal. Menangkupnya dalam satu genggaman. Erat.

Senja kian menoreh. Merah. 

"Aku ingin melihatmu terlepas dari belenggu masa lalu, Za. Aku mau kamu memulai semua dari awal. Bersamaku," Tiara berkata pelan. Penuh kesungguhan.

Giza masih terdiam.

"Katakan sesuatu, Za." 

"Apa yang mesti kukatakan?"

"Apa saja."

Giza menghela napas panjang. Dipandanginya lekat-lekat pemilik wajah lembut di hadapannya itu. 

"Kenanganku terlalu banyak, Ra. Aku khawatir kotak pandora yang kau bawa tak mampu menampungnya."

"Letakkan kenangan demi kenangan satu persatu. Jangan semua. Bertahap. Aku yakin kamu pasti bisa." 

Giza memalingkan muka. Mencoba untuk menyembunyikan kesedihan yang tetiba hadir mengusik hatinya. Perlahan ia menarik tangannya yang tergenggam. Lalu berdiri. Merapikan foto-foto yang berserak di atas meja.

Tiara tersenyum memandanginya. Ah, kamu, mahluk Tuhan yang paling kopi, aku menyayangimu, Tiara berbisik dalam hati.

Ragu Giza melangkah menuju tempat duduknya semula.

"Kamu ingin aku membantumu, Za?" Tiara berdiri. Lelaki itu mengangguk. 

"Masukkan semua ini ke dalam kotak pandora, Ra. Aku tak ingin melihatnya lagi." Disodorkannya tumpukan foto-foto itu. Tiara menerima dengan anggukan kecil.

"Za, jika suatu saat kamu kangen ingin melihat kembali kenanganmu, kamu bisa membuka kotak pandora ini lagi. Tapi...."

"Tapi apa?"

"Tapi aku tak akan pernah membiarkan itu terjadi," Tiara tersenyum. Menatap Giza dengan binar mata penuh cinta.

Di langit senja masih memerah. Semerah wajah Giza yang malu-malu membalas senyum dan tatap Tiara.

***

Malang, 23 September 2016

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun