"Iya. Nungguin kamu sampai mengantuk."
Tiba-tiba aku merasa bersalah. Kutatap dirimu. Sudah berjam-jam kamu setia duduk di kursi panjang yang berada tepat di belakangku. Tanpa protes apapun.Â
"Mau kubuatkan kopi?" aku berdiri. Kamu mengangguk. Segera aku beranjak menuju dapur. Secangkir kopi panas dan sepiring singkong rebus kuhidangkan di hadapanmu.
"Kopi buatanmu enak," ujarmu seraya menyeruput isi cangkir. "Itulah sebabnya aku selalu menolak ajakanmu minum-minum di luar. Nggak ada yang bisa menandingi kopi buatanmu."
Seketika wajahku memerah dadu. Ah, kamu. Ternyata begitu ya, caramu mencintaiku.
September kali ini, kurasakan sangat berbeda. Sungguh, aku tidak menyesal ditakdirkan menjadi kekasihmu.
***
Malang, 16 September 2016
Lilik Fatimah Azzahra
Â