Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[FITO] Sumpah! Aku ini Sampah

25 Agustus 2016   14:42 Diperbarui: 25 Agustus 2016   14:49 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sumpah! Aku ini sampah..." jeritku. Tapi wanita bertopi kumal itu tak memedulikanku. Ia tetap saja mengaisku dengan besi melengkung di tangannya. Aku mulai menangis. Bukan karena rasa sakit akibat sodokan besi, tapi lebih kepada rasa miris terhadap nasib perempuan itu. Ini zaman merdeka. Mengapa masih ada manusia beradab yang mencari makanan di tempat menjijikkan seperti ini?

Perempuan bertopi kumal itu kukira sudah tuli. Tangisanku yang melengking tak didengarnya. Atau mungkin ia sudah buta? Kotor dan bau juga  tak digubrisnya.

Sekawanan lalat ikut-ikutan merubungku. Mereka menertawakanku.

"Kamu sok peduli," ujar salah satu dari mereka.

"Sumpah, aku ini sampah! Kotor dan bau. Jika ia memaksa membawaku pulang dan menjejalkan pada mulut anak-anaknya, tidakkah mereka akan sakit perut?" aku mencoba memberi pengertian kepada lalat-lalat bodoh itu.

"Mereka mau sakit atau tidak, bukan urusanmu. Kau tahu bagaimana rasanya kelaparan?" seekor lalat yang bertubuh tambun mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku menggeleng. "Lapar membuat manusia nekat melakukan apa saja."

***

"Sumpah, aku ini sampah!" jeritku sekali lagi. Dua bocah bertubuh kurus berebut diriku dari tangan ibunya, perempuan bertopi kumal itu.

"Ibu, nasi ini sudah kering. Dan baunya mulai tak sedap," salah satu dari mereka menyemburkanku. Tapi seorang bocah yang lain tetap memaksa menelanku. Meski kulihat ia sedikit keseretan.

"Ibu, kapan kita bisa makan nasi yang benar-benar nasi?" bocah yang menyemburkanku tadi menatap ibunya yang sibuk memilah-milah sampah.

"Nanti jika uang dari penjualan sampah ini terkumpul, ibu akan membeli beras dan memasakkan nasi putih untuk kalian," sahut perempuan itu tanpa menoleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun