Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[FITO] Kekasih Dermaga

25 Agustus 2016   08:00 Diperbarui: 25 Agustus 2016   08:17 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dermaga masih menunggu kekasih mungilnya. Kekasih yang memiliki dua warna mata berbeda. Satu coklat dan satu biru. 

Ah, tak ada yang memiliki mata seindah itu kecuali dia. Dermaga menamakan kekasihnya itu Amoret, yang berarti cinta. 

Amoret suka datang menjelang senja. Menjenguknya sembari membawa sekeranjang buah pulm. Buah yang dipetiknya dari kebun sendiri.

Seperti senja itu, Amoret berlari-lari kecil menghampirinya. Satu tangan menenteng keranjang, dan satu tangan yang lain menyibakkan rambutnya yang meriap-riap diterpa angin. 

Dermaga tersenyum menyambut kekasihnya itu.

Amoret duduk di ujung Dermaga. Kakinya menggantung nyaris menyentuh air. Keranjang buah diletakkannya begitu saja di sisinya. Terguling. Selalu begitu. Satu dua buah pulm menggelinding. 

Bunyi 'kres- kres' dari mulut Dermaga membuat Amoret tertawa. 

"Kau boleh menghabiskannya. Besok akan kubawakan lagi untukmu," ujar gadis itu riang seraya menggoyang-goyangkan kakinya yang mungil berusaha menyentuh air. 

Senja kian memerah. Matahari hanya terlihat ujung kepalanya saja. 

Amoret berdiri. Ia meraih keranjangnya yang sudah kosong.

"Waktunya pulang..." ia berkata pada Dermaga. 

"Tunggu, kau belum menceritakan apa-apa padaku," Dermaga menahannya. 

"Oh, tentang Fred? Baiklah."

***

Ini senja di penghujung bulan. Dermaga masih menunggu. Tapi hingga matahari lenyap di peraduan, kekasih mungilnya itu tak kunjung datang. Dermaga mulai gelisah.

Dermaga nyaris menutup mata ketika tiba-tiba muncul sosok mungil dari kejauhan. Itu Amoret! Mengapa ia datang sepetang ini?

Tak ada keranjang pulm di tangannya. Tak ada lompatan lincah dari kakinya yang riang.

Amoret tampak berduka. Angin tak berani meriapkan rambutnya. Semua terdiam. Menunggu gadis itu mengatakan sendiri apa yang telah terjadi.

"Fred meninggalkanku," Amoret berbisik lirih. Matanya yang indah meredup. Satu mata yang berwarna biru mengeluarkan butiran bening. Jatuh menitik di atas air.

Amoret menangis.

"Kebun pulm telah digusur. Aku tak memiliki tempat lagi."

"Kau boleh tinggal di sini, bersamaku," Dermaga membisikinya.

"Benarkah?"

Dermaga mengangguk. Amoret menghentikan tangisnya. Bola matanya yang berwarna coklat berbinar.

Oh, ya, aku lupa menceritakan padamu. Amoret adalah gadis kecil yang mati tenggelam di laut. Dan Fred adalah nama kucing kesayangannya.

***

Malang, 25 Agustus 2016

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun