"Si-apa nama perempuan itu?" Panji merangsek maju. Tiba-tiba saja hati pemuda itu merasa was-was. Ia teringat pada Bunda Fatima yang beberapa hari ini menghilang.
"Kami tidak tahu siapa nama perempuan itu. Tugas kami hanya...."
"Kalian biadab!" Panji menggeram.
"Tenanglah dulu, Panji. Biarkan laki-laki ini menceritakan semuanya," Bagaskara menggendikkan kepalanya ke arah Panji.
"Kami benar-benar tidak tahu siapa perempuan itu. Saat dipertemukan dengan kami, ia dalam keadaan terikat dan mata tertutup."
"Lanjutkan!" Panji berseru tidak sabar.
"Kami mendapat perintah untuk membuang perempuan itu ke jurang setelah...."
"Setelah apa?"
"Setelah terlebih dulu ia mengalami penganiayaan."
"A-pa yang sudah kalian lakukan pada perempuan itu?!" napas Panji mulai tersengal.
"Bukan kami yang melakukannya. Big Bos sendiri yang menyiksa perempuan itu."