"Harus segera dilakukan tindakan pembedahan, Dokter?" Dokter Ana menegaskan.Â
"Ya, jika tidak, luka itu akan semakin membahayakan," Dokter Marwan menyipitkan kedua matanya. Ia menarik napas panjang. Hatinya miris. Mengapa masih sering terjadi tindakan kekerasan semacam ini?Â
"Dokter, kapan operasi kita laksanakan?" Dokter Ana bertanya hati-hati.
"Secepatnya, Ana. Secepatnya...."
***
Dokter Marwan pulang ke rumah ketika hari hampir pagi. Rasa lelah dan mengantuk berusaha ditahannya. Di pintu pagar ia disambut oleh istrinya.
Usai memarkir mobil di halaman yang luas, ia berjalan menjejeri istrinya.
"Semakin banyak saja kejahatan yang menimpa kaum perempuan," ia berkata sembari melingkarkan lengan di pundak istrinya.
"Ada kasus penganiayaan lagi?" tanya sang istri.
"Ya, seorang perempuan mengalami luka serius. Diduga akibat tindak kekerasan. Yang paling parah adalah wajahnya."
"Apakah ia masih bisa diselamatkan?"