[caption caption="sumber: sibudikecil.heck.in"][/caption]
Bunda Fatima menghela napas. Pandangannya beralih ke arah jam dinding yang menempel pada tembok ruang tamu.Â
"Rama, jika bicara mengenai anak-anak, hatiku terasa tercabut," ujarnya bergetar.
Aku terdiam. Berusaha memahami perasaannya.Â
"Untuk sementara terpaksa anak-anak kutitipkan di rumah ibuku. Pasca mendapat perlawanan dariku, hampir setiap hari Suki datang meneror."
"Meneror?"
"Ya, seperti yang kamu lihat tadi. Ia berusaha menggunakan segala cara agar aku mau dipoligami. Ia hampir membuatku gila dan nyaris bunuh diri. Kalau saja malam itu aku tidak menemukanmu di samping jembatan itu...."
"Dipoligami?" aku mengerutkan alis.
"Ah, kamu tidak mengerti ya? Baiklah kujelaskan. Poligami itu istilah bagi laki-laki yang menikahi perempuan lebih dari satu."
"Semacam selir?"