[caption caption="twitter.com"][/caption]Saya lanjut yaa....
Mungkin bagi sebagian orang kisah ini biasa-biasa saja. Tapi bagi saya tidak. Ini sungguh luar biasa.Â
Kami yang semula tidak saling mengenal, ujug-ujug bisa akrab dan saling berpelukan, sungguh sesuatu banget. Â
Apa penyebabnya? Cinta.
Eit, tunggu dulu...ini bukan seperti yang kalian pikirkan! Kami bukan LGBT. Kami perempuan-perempuan normal loh. Catet!
Pagi itu, di hari Minggu yang cerah, untuk pertama kalinya kami janjian bertemu aka kopdar. Mbak Desol meminta saya menunggu di rumah Pak Yunus.
Waduh, siapa lagi nih Pak Yunus?
"Mbak, Pak Yunus itu siapa?' tanya saya dengankatroknya.
"Pak Yunus itu penanggung jawab Bolang, Mbak Lilik. Ini nomor Hp-nya ..."
Mbak Desol mengirim sederet nomor Hp.
Sayapun segera meluncur ke kediaman Pak Yunus. Belum ada siapa-siapa. Masih sepi. Lebih dari satu jam saya menunggu barulah sosok mungil itu muncul. Saya berdiri menyambut dia sembari berbisik.
"Inikah Mbak Desol itu?" saya memeluk tubuhnya yang ringkih.
"Iya, inikah Mbak Lilik itu?" dibalasnya pelukan saya dengan hangat.
Kamipun sama-sama bertukar senyum.
"Ternyata Mbak Desol itu masih muda dan imut banget," puji saya waktu itu.
"Ternyata Mbak Lilik itu, lembut banget..." ia membalas pujian saya.
Kami cepat sekali akrab. Kebetulan hari itu Bolang ada acara bersilaturahmi ke kediaman mbak Eren di Batu. Jadilah kami seharian berkeliling-keliling kota bersama.
Sungguh, saya semakin kagum setelah bertemu langsung dengan sosok mungil bernama asli Desy ini. Secara fisik terlihat tidak ndayani, tapi secara batin luar biasa matang.
Pada hari yang lain, ia memposting keinginannya di K untuk berbagi rezeki. Ia bermaksud menyisihkan hasil penjualan buku kolaborasinya bersama teman-teman K'ners ke panti asuhan. Saya yang secara tidak sengaja ikut membaca postingan itu, mencoba urun rembuk. Seandainya berkenan, saya bisa mengantarkan ke panti asuhan yang kebetulan saya tahu.
Alahmdulillah, gayung pun bersambut.
Mbak Desol merespon positip usulan saya. Kami bertambah akrab. Saling mensuport dan memberi masukan. Kami bicara banyak. Tentang dunia menulis, cita-cita dan juga harapan. Sekalipun usia kami terpaut cukup jauh, tapi kami tidak merasakan perbedaan itu. Kami menikmati jalan bareng, tertawa bareng, makan bareng. Ssst....saya jadi tau makanan kesukaan Mbak Desol loh. Nasi bakar spesial buatan saya!
Â
[caption caption="dokpri"]
Â
[caption caption="dokpri"
Alhamdulillah, niatan mulia gadis mungil itu terealisasi sudah. Wajahnya tampak sumringah, senyumnya merekah saat menginjakkan kaki di Panti Asuhan yang dihuni sekitar 30 adik-adik yatim piatu itu. Matanya pun berbinar-binar indah ketika berinteraksi dengan mereka.
Inilah yang saya maksud dengan cinta itu.
Antara saya dan Mbak Desol, ternyata sama-sama mencintai anak-anak.
Terutama anak-anak yang kurang beruntung.
Dan ketika cinta itu memanggil, insya Allah kami ingin selalu hadir....
Bukan begitu Mbak Desol? Eh, Mbak Desy?
Â
***
Malang, 02 April 2016
Lilik fatimah Azzahra
*Special thank's to: Pak Yunus, Mas Hery Suprianto. Mas Malik, Mbak Eren, Rara dan Fikri, juga sahabat-sahabat K'ner yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Semoga kisah indah ini terus berlanjut....
Â
Â