Aku tak bisa mencegahnya.
Kututup pintu pagar perlahan. Kupandangi mobil sedan berwarna merah itu hingga menghilang di ujung tikungan jalan. Kubiarkan perasaanku mengambang.
Saat berbalik badan, kudapati keempat anakku tengah berdiri berjejer bak patung di ambang pintu.
"Papa masih sibuk, ya, Ma?" si sulung yang mulai beranjak remaja menghampiriku.
"Mama akan usahakan bicara lagi sama Papa. Mungkin liburan bulan depan kita bisa jalan bareng, oke?" ujarku seraya mengelus rambut panjangnya. Aku tahu ia merindukan ayahnya. Begitu pula ketiga adiknya.
"Mama punya dongeng bagus. Kisah tiga babi kecil. Kalian mau mendengarkan?" aku mengalihkan pembicaraan.
"Maauuu...!!!"
Dengan langkah sedikit gontai kugiring keempat anakku masuk ke dalam kamar.
Â
***
Sepanjang sore kuhabiskan waktu menemani anak-anak. Aku berusaha menciptakan keceriaan bersama mereka. Kuajak mereka ngobrol, bermain monopoli, bermain musik, menonton film kartun, atau kegiatan apa saja yang sekiranya bisa membuat perasaan terhibur.