Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Za, Ingin Kuhapus Jejakmu

5 Maret 2016   13:06 Diperbarui: 5 Maret 2016   13:14 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="majalahopini.wordpress.com"][/caption]

Minggu Pertama ( Terinspirasi Puisi )

____________________________

 

Aku tahu Za, kamu sudah menungguku di taman itu. Aku tahu kamu akan menangis dan terluka.

"Jadi mengapa waktu itu Mas bilang mencintaiku?' tanyamu dengan suara bergetar. 

"Karena memang aku mencintaimu," sahutku pelan.

"Lalu? Mengapa sekarang Mas ingin kita mengakhiri semua ini?" suaramu meninggi. Tatapanmu nanar.

"Karena...aku memang mencintaimu, Za."

Kulihat air matamu memburai. Bibir mungilmu mengatup rapat. Lalu kamu berlari meninggalkanku. 

Kutatap kepergianmu, Za, dengan hati pedih. Maafkan aku. Aku tak berani mengejarmu. Karena langkahku terhenti oleh suara renyah itu.

"Kak, sejak tadi aku mencarimu!"

 

 ***

Nara menggamit lenganku. Mengajakku pergi meninggalkan taman yang mulai sepi. Sejenak aku menatap jejak yang tertinggal di atas rerumputan. Jejakmu, Za. Aku masih bisa melihatnya dengan jelas di sana.

"Kak, sore ini kita akan fitting baju pengantin," suara Nara membuyarkan lamunanku.

Aku masih membisu.

 

 ***

Benarkah ini cinta? Mengapa terasa begitu menyakitkan? Aku sama sepertimu, Za. Sakit. Sebab cinta yang tak mampu kugenggam. Cinta cuma sebatas angan. Hanya karena aku ini laki-laki, Za. Jadi pantang menangis.

"Kakak, gaun mana yang paling cocok untukku?" tanya Nara mengusik lamunanku.

"Nara suka yang mana?" aku balik bertanya.

"Ungu, Kak. Seperti warna kesukaan Za...."

 Ah, lihatlah, Za. Bahkan rona senja pun, tak mampu menghapus jejakmu.

 

***

Malang, 05 Maret 2016

Lilik Fatimah Azzahra

 

Terinspirasi Puisi karya : Jalaludin Rumi

 

                 Kearifan Cinta

 

Cinta yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah

dan tidak pada tempatnya

Bisa saja menghantarkannya pada keadaan ekstasi

Namun kenikmatan itu, jelas tidak seperti bercinta

dengan kekasih sebenarnya

Kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

 

*Karya ini diikutsertakan dalam rangka merayakan ulang tahun perdana Rumpies The Club

 [caption caption="www.kompasiana.com"]

[/caption]

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun