Jalanan mulai sepi. Tak ada lagi yang bisa kutanyai. Aku pun memutuskan untuk menyimpan potongan jari manis itu di bawah bantalku.
***Â
Hari menjelang senja. Belum juga ada yang mau mengaku sebagai pemilik benda imut dan kenyal itu.
Tetiba datang dua orang laki-laki. Satu tetap berdiri di depan pintu dan satunya lagi, yang berkaca mata, menghampiriku.
"Kudengar kamu menemukan potongan jari manis, ya?" ia bertanya seraya tersenyum. Aku mengangguk.
"Boleh aku melihatnya?" lanjutnya.Â
Bergegas aku berdiri. Mengambil potongan jari manis yang kusimpan di bawah bantal.
"Sini, berikan padaku. Jari ini milikku. Aku ambil kembali ya..." laki-laki itu meraih benda lunak itu dari tanganku.
"Oh, jadi itu milikmu, ya?" aku menatapnya lega.
"Sebagai ucapan terima kasih, terimalah ini," laki-laki itu menyodorkan sebuah bungkusan. Tentu saja aku menerimanya dengan gembira. Â
Lalu laki-laki berkaca mata itu pergi. Beserta potongan jari manis di tangannya.