[caption caption="www.doktercewek.com"][/caption]
Pagi itu, ketika bangun tidur, kulihat potongan jari manis tergeletak di atas meja. Bentuknya bagus. Lentik. Berkuku panjang dengan kutek berwarna merah maron. Aku memandang sekeliling. Mencari tahu. Jari siapakah gerangan?
Sekelompok bocah berseragam pramuka berjalan beriringan. Aku melambaikan tangan. Meminta agar mereka mendekat.
"Siapa di antara kalian yang merasa kehilangan ini?" tanyaku seraya menunjukkan benda lentik itu. Spontan bocah-bocah itu berlarian menjauh. Wajah mereka memucat pasi.
"Hai, tunggu! Barangkali jari manis ini milik ibu guru kalian!" aku berusaha mengejar mereka. Tapi percuma. Anak-anak itu sudah tidak terlihat lagi.Â
Sedikit kecewa kumasukkan potongan jari itu ke dalam saku kemeja gombrongku yang berwarna biru.Â
Tak seberapa lama lewat sekelompok perempuan berumur. Mereka mengenakan baju gamis dengan kerudung berwarna-warni.
"Ibu-ibu, adakah di antara kalian yang merasa kehilangan sesuatu?" tanyaku ramah.Â
"Apa ya?" tanya salah seorang dari mereka. Aku mengambil benda lunak itu yang sejak tadi kusembunyikan.
"Ini!" aku pun menunjukkan potongan jari manis itu. Seketika sekelompok perempuan itu pun menjerit histeris. Setengah berlari mereka pergi menjauh dariku.
Ah, kuamati sekali lagi potongan jari manis di tanganku. Apa ada yang salah? Mengapa mereka begitu ketakutan melihat benda ini?