"Ada tali rafia, Pak?" tanyaku pada Pak Jayadi. Laki-laki pemilik toko itu diam sejenak. Lalu sibuk membongkar-bongkar barang dagangannya.
"Maaf Mbak, tali rafianya habis."
Aku kecewa. Kuseret langkahku meninggalkan toko dengan gontai.
Di ujung tikungan aku bertemu dua orang bocah. Mereka tengah berkelahi. Saling cakar dan saling tindih. Aku berusaha melerai seraya bertanya,"apa yang kalian perebutkan?"
"Ia merampas mainanku!" salah satu bocah mulai menangis sembari menuding temannya. Sementara yang dituding berusaha menyembunyikan mobil-mobilan di balik punggungnya.
"Berapa harga mobil-mobilan itu?' tanyaku.
"Lima ribu rupiah!" kedua bocah itu menyahut berbarengan.
Aku merogoh saku celanaku. Mengambil uang lima ribu yang kusimpan. Lalu kusodorkan pada bocah yang merampas mainan milik temannya itu.
"Kembalikan barang milik temanmu. Nih, beli sendiri. Dan jangan bertengkar lagi."
"Terima kasih, Bu..." bocah itu berseru gembira. Dengan riang ia mengembalikan barang yang bukan miliknya. Kedua bocah itu berpelukan. Sesaat kemudian mereka berlari meninggalkanku.
Sampai di rumah kuperiksa isi dompetku. Kosong. Tak ada lembaran lima ribuan lagi.