"Itu waria, Di. Mereka biasa mangkal di sana pada jam-jam seperti ini."
Didi melongo.
"Kok Bunda tau?"
"Ya, iyalah, Di. Kan Bunda sempat perhatikan tadi. Kakinya menapak di tanah. Berbulu. Mirip kaki kamu tuh. Trus dandanannya, menor banget. Cengar-cengir lagi."
Didi garuk-garuk kepala.
"Kamu nggak takut lagi kan, sekarang?" tanya Bunda Lilik. Didi terdiam sesaat.
'"Bun, kayaknya aku lebih takut sama waria deh, ketimbang hantu..." akhirnya Didi bersuara.
"Kenapa?"
"Hantu kan kalo minta bonceng, anteng. Lah, waria? Wuuaaah....!!! Ngeri deh ngebayanginnya...." Didi D'kils buru-buru masuk ke dalam kamar.
Tidur.
Ngelonin Berbi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!