Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dongeng Versi Disney dan Versi Grimm Ternyata Berbeda

22 Desember 2015   09:49 Diperbarui: 23 Desember 2015   00:25 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kecil saya ini penggemar berat dongeng dan suka sekali mendongeng. Menurut saya dongeng itu tidak saja menghibur tapi juga mendidik. Pesan moral yang terdapat dalam sebuah dongeng mampu menggerakkan hati kita untuk melakukan suatu perubahan. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positip.

Dan satu lagi, membaca dongeng atau mendengar dongeng, membuat kita merasa awet muda. Tidak percaya? Cobalah Anda membuka buku dongeng yang Anda suka. Maka Anda akan bernostalgia lagi menjadi anak-anak yang bahagia dan hidup dalam imajinasi negeri dongeng.

Tapi tahukah Anda bahwa dongeng yang selama ini kita kenal, yakni Putri Salju dan Cinderella memiliki versi berbeda? Yuk, kita simak apa saja perbedaan menurut versi Disney dan versi Grimm.

Putri Salju Versi Disney

Siapa yang tak kenal dongeng Putri Salju? Putri cantik yang tinggal bersama ibu tiri dan harus diusir dari istana karena kecantikannya. Dalam versi Disney diceritakan, ibu tiri ingin membunuh Putri Salju.  Ia memerintahkan pengawal membawa Putri Salju ke dalam hutan dan mengambil hatinya. Ternyata sang pengawal tidak sampai hati membunuh Putri Salju. Pengawal meninggalkan  Putri Salju di dalam hutan yang akhirnya sang putri bertemu dengan 7 kurcaci.

Ibu tiri mengira Putri Salju sudah mati. Tapi cermin ajaib mengatakan bahwa Putri Salju masih hidup dan kecantikannya tetap tak terkalahkan. Ibu tiri yang jahat menjadi sangat murka. Lalu ia mendatangi Putri Salju.  Ia menyamar sebagai nenek renta penjual apel beracun untuk membunuh Putri Salju.

Dalam kisah versi Disney ini Putri Salju tidak mati melainkan hanya mati suri. Ia akan terbangun jika ada seorang pangeran datang dan menciumnya. Ah, so sweet...

Mengenai nasib ibu tiri ia mati akibat didorong ke dalam jurang oleh 7 orang kurcaci.

Versi Grimm Bersaudara

Dalam versi asli, menurut Grimm, Putri Salju tinggal bersama ibu kandungnya. Bukan ibu tiri. Ibu kandung menginginkan tidak saja hati, melainkan juga jantung anaknya. Pun ada tiga cara yang digunakan untuk mencelakakan Putri Salju. Yakni menggunanakan korset yang ketat, sisir beracun, dan apel beracun. Cara Putri Salju terbangun pun bukan karena ciuman sang Pangeran. Melainkan karena peti kaca yang berisi Putri Salju mengalami guncangan hebat dan pecah. Saat pecah itulah Putri Salju terbangun. Agak garing ya endingnya....

Trus, ibu kandungnya mati karena dipaksa menari dengan memakai sepatu besi panas. Waduh...

Cinderella versi Disney

Dalam versi Disney, Cinderella si Upik Abu, dikisahkan ia tinggal bersama ibu tiri dan dua saudari tirinya yang jahat. Cinderella diperlakukan seperti pembantu. Ketika ada undangan pesta di istana, ia dibantu oleh ibu peri dan tikus-tikus kecil untuk merubah penampilannya bak seorang putri. Ia mengenakan gaun indah dan sepatu kaca. Tepat jam 12 malam, Cinderella meninggalkan istana dengan satu sepatu kaca tertinggal.

Pangeran yang jatuh cinta pada Cinderella segera memerintahkan pengawal untuk mencari siapa pemilik sepatu kaca tersebut ke seantero negri. Kedua saudari jahat Cinderella sengaja memecahkan sepatu kaca itu dengan maksud agar pengawal tidak bisa menemukan siapa pemiliknya. Beruntung Cinderella masih menyimpan salah satu sepatu kaca tersebut. Nah, happy ending deh...

Versi Grimm Bersaudara

Dalam penemuan kisah Grimm bersaudara, Cinderella tidak dibantu oleh ibu peri maupun tikus-tikus kecil. Hanya merpati putih utusan ibunya yang sudah mati yang menolongnya. Pesta kerajaan pun dilaksanakan selama 3 malam. Pada malam ketiga Pangeran meletakkan perekat agar sepatu Cinderella lengket dan tertinggal.

Pengawal mengumpulkan para putri untuk mencoba sepatu kaca yang tertinggal. 2 saudari tiri Cinderella  yang jahat pun ikut diundang. Mereka berdua memotong jari-jari kakinya agar bisa mengenakan sepatu kaca yang kekecilan. Darah yang tercecer membuat kedua saudari tiri itu diusir dari istana. Akhirnya Pangeran dapat menemukan siapa pemilik sepatu kaca sesungguhnya. Sedangka 2 saudari jahat kedua matanya dipatuk oleh merpati putih yang muncul tiba-tiba.

Nah, itulah perbedaan Dongeng Versi Disney dan Grimm bersaudara. Jika saat ini Versi Disney lebih disukai barangkali pesan moral yang terkandung di dalamnya lebih mendidik dan lebih halus penggarapannya. Mengingat dongeng-dongeng ini ditujukan untuk kalangan anak-anak. Sedangkan versi Grimm dikecam karena  mengandung unsur sadisme.

Bagi saya, si penyuka dongeng ini, kedua-duanya sungguh sangat menarik. Bagaimana menurut Anda?

***

Malang, 22 Desember 2012

Lilik Fatimah Azzahra

*Sumber Gambar :www.hipwee.com & www.kapanlagi.com

*Referensi dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun