Tidak mudah mempertahankan gairah dalam menulis. Apalagi kalo kita termasuk penulis moody alias menulis berdasarkan suasana hati. Kalo suasana hati lagi baik, rajin deh menulisnya. Tapi kalo hati lagi kacau, nggak ada satupun tulisan yang dihasilkan.
Belum lagi kalo terserang virus Writer's Block. Sudah duduk manis di depan laptop, eh malah nggak tau apa yang mau ditulis. Bingung. Ide yang sempat bersliweran tiba-tiba raib entah kemana.
Sebagai penulis pemula, saya juga kerap mengalami hal tersebut. Gairah menulis tiba-tiba menurun drastis. Loyo. Nggak bersemangat. Penyebabnya sih bermacam-macam. Bisa karena kesibukan yang banyak menyita waktu. Atau rutinitas menulis yang terasa membosankan sehingga tubuh dan pikiran merasa jenuh dan lelah untuk diajak merangkai kata demi kata.
Adakah kiat untuk meningkatkan gairah menulis yang mengendur? Saya biasanya melakukan hal-hal di bawah ini untuk mengembalikan semangat menulis saya.
1.Keluar sejenak dari rutinitas menulis
Jika kejenuhan atau Writer's Block menyerang, saya segera meninggalkan laptop. Saya mengalihkan kegiatan pada hal-hal lain. Misalnya berkebun, mencoba resep masakan baru atau jalan-jalan sore bersama anak-anak. Biasanya tanpa sengaja saya malah menemukan ide cemerlang dari kegiatan refresing ini.
2.Membaca karya tulis orang lain
Saya termasuk orang yang doyan membaca. Kalo lagi nggak menulis, saya sempatkan membaca tulisan karya penulis lain termasuk teman-teman yang tergabung di Kompasiana. Tulisan mereka bagus-bagus dan bermutu. Usai membaca tak jarang timbul pertanyaan, kok bisa ya mereka menulis sebagus ini? Diam-diam saya mempejari tulisan mereka. Gairah menulis saya pun menjadi terpacu. Kalo mereka bisa, saya pun harus bisa!
3.Istirahat yang cukup
Saya tidak akan memaksakan diri menulis jika kondisi tubuh sudah lelah dan ingin beristirahat. Tidur yang cukup membuat otak dan tubuh kembali segar. Jika kondisi tubuh dan otak prima, maka gairah menulis akan muncul dengan sendirinya.
4.Melawan penyakit malas
Tak ada dokter yang mampu menyembuhkan penyakit ini kecuali diri kita sendiri. Buang jauh-jauh rasa malas. Kalo rasa malas datang, jangan digubris. Lanjutkan menulis dan selesaikan tulisan hingga rampung.
5.Optimis terhadap tulisan sendiri
Yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan memberi manfaat bagi diri sendiri dan juga bagi pembaca. Dengan menanamkan rasa optimis tersebut maka kegiatan menulis akan terasa lebih menyenangkan sekaligus menggairahkan.
Selamat pagi dan semangat selalu untuk menulis....
Â
                   ***
Malang,14 September 2015
Lilik Fatimah Azzahra
Â
Â
Â
Â
Â
 Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H