Oleh : Endang Lestari (El Farzana A.)
'Sangat menarik'. Itu yang ada dalam pikiran saat pertama kali mengenal karya sastra. Tepatnya saat aku masih SMP. Lebih sering  menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan sekolah. Hanya demi membaca cerpen, dongeng, dan legenda.
Kebiasaan itu jadi menumbuhkan rasa suka terhadap menulis. Lalu, aku mulai suka menulis sebuah Diary. Menuliskan setiap hal yang telah kualami. Begitu senang rasanya setelah menulis. Menuangkan beban hati dalam sebuah tulisan. Untuk orang introvert seperti aku, cenderung menyimpan apa yang ada dalam hati. Jadi, dengan menulis diary, salah satu cara menyampaikan isi hati tanpa ada rasa malu.
Semakin hari, menulis diary terasa semakin menyenangkan. Hingga saat SMA pun masih tetap lanjut. Saat itu, bacaan yang kubaca pun semakin beragam. Merambah ke bacaan novel, puisi, dan bacaan non fiksi.
Aku masih ingat, buku yang paling favorit saat masih SMA dulu adalah karya Andrea Hirata. Dengan judul, 'Sang Pemimpi'. Dalam buku itu, ada sebuah kutipan yang sangat menggugah semangat dan menjadi penyemangatku hingga kini.
"Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan-potongan mozaik. Terserak di sana sini, tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang. Namun, perlahan-lahan ia akan bersatu membentuk sosok seperti montase Antoni Gaudi. Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dewasa nanti. Lalu, apapun yang ku kerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian ....
Maka, berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu!"
Begitulah isi kutipan Andrea Hirata, dalam buku 'Sang Pemimpi'.
***
Setelah lulus SMA, hobi membaca dan menulis sudah banyak tereliminasi oleh keadaan. Tergantikan oleh kesibukan mengejar pendidikan dan bekerja.
Hingga kini, aku kembali menyukai menulis lagi setelah gabung dengan salah satu grup kepenulisan di medsos. Dalam grup itu ada seseauthor hebat yang mampu memberi motivasi-motivasi keren dalam setiap karyanya. Aku termasuk fans-nya juga, sih. Hehe.
Kemudian, aku pun tertarik ikut grup kepenulisan seseauthor itu dan mulai belajar dunia literasi. Dari situ, aku seperti menemukan mimpi yang dulu pernah tercecer. Berharap di kemudian hari, mimpi itu bisa benar-benar menjadi utuh dalam sebuah mahakarya.
Gresik, 11 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H