Mohon tunggu...
Elif Pardiansyah
Elif Pardiansyah Mohon Tunggu... Awardee BPI LPDP -

Penerima Beasiswa Pendidikan (Awardee LPDP) PKTTI UI

Selanjutnya

Tutup

Money

Inovasi Produk dan Persaingan Sehat sebagai Karakter Bisnis Syariah

3 April 2017   15:40 Diperbarui: 3 April 2017   15:48 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tulisan ini terilhami dari kuliah yang disampaikan Cholil Nafis, Ph.D, dalam Materi Kuliah Sistem dan Lembaga Keuangan Islam di PSKTTI- Ekonomi dan Keuangan Syariah UI. Dunia bisnis penuh penuh dengan tuntutan dan persainganu untuk terus berinovasi dengan mengembangkan produk maupun prosesnya. Kemudahan dan kemanfaatan bila tidak didukung dengan percepatan dan lompatan inovasi suatu produk, akan mengalami kesulitan bersaing. 

Konsep berlomba, bersaing, dan bersegera dalam kebaikan (ibadah) dan usaha (bisnis) sudah tercantum di dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 148 dan surat al-Jumu’ah ayat 10 sebagai berikut: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S al-Baqarah: 148).Berlomba-lomba dalam kebaikan banyak jenis dan macamnya. Berbisnis bisa dikatakan suatu kebaikan, apabila dilakukan untuk kepentingan orang banyak dan dilakukan dengan cara yang halal dan thoyib (baik) maka akan mendatangkan kemanfaatan yang lebih besar.Firman Allah SWT tentang mencari karunia (rezeki) segera setelah menunaikan kewajiban vertikalnya dengan sang pencipta. 

Namun demikian, kegiatan bisnis dan bersegera dalam berinovasi bukan berarti tidak menjadi pahala, bahkan pahalanya bisa disamakan dengan jihad bila diniatkan mencari nafkah untuk menafkahi keluarga, dan bahkan ummat yang membutuhkan. Asalkan ikhtiyar dengan niat yang tulus, ikhlas serta tawakal kepada Allah SWT maka urusannya menjadi ibadah, mendapakan pahala dan berkah menjadi orang yang muflih (bahagia dunia dan akhirat).“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”... (Q.S al-Jumu’ah: 10).

Hal ini ditegaskan oleh Cholil Nafis. Ph.D, menurutnya inovasi, percepatan dan profesional adalah 3 hal utama yang tidak bisa dihindarkan di dalam dunia bisnis. Hal ini sejalan dengan ruh ajaran Islam, persaingan, competitifness, fastabiqul khairaat,danitqonartinya manusia dituntut untuk berkompeetisi menjadi manusia yang unggul bernilai tinggi dan berdaya saing kuat, yaitu daengan melahirkan berbagai inovasi. Inovasi bisa lahir dari mengamati sesuatu yang sudah ada, menirunya kemudian memodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan permintaan pasar pada saat itu, itulah yang dinamakan inovasi.

Percepatan dalam dunia usaha dan bisnis adalah suatu kebutuhan mendasar. Inovasi harus ditopang oleh kelihaian kita melihat peluang dan melakukan terobosan dari yang sudah ada sebelumnya. Usaha bidang ojek bukan jenis usaha baru, begitupun dengan taksi, atau moda transfortasi lain yang memanfaatkan teknologi sebagai alat utamanya. Akan tetapi, para pendiri perusahaan penyedia layanan transfortasi onlinemelihat dari sisi lain, memanfaatkan teknomlogi sebagai alat yang membantu dan memudahkan bagi konsumen. Persaingan bisnis seperti ini, tentunya memunculkan pandangan bahwa yang banyak manfaatnya akan terus bertahan dan berkembang, inilah hukum alam, sunnatullah.

Akan tetapi, dibalik kesibukan berbisnis tentunya tidak boleh lalai terhadap kewajiban beribadah, baik secara langsung berhubungan dangan Allahseperti shalat dan shaum; maupun tidak secara langsun, seperti zakat, infaq dan sedekah. Di dalam jiwa seorang pengusaha muslim harus tertanam Allahfirst,artinya kepertingan agama adalah utama yang pada hakikatnya kembali kepada manusia itu sendiri manfaatnya dan kemaslahatannya. Tidak perlu terburu-buru dalam melaksnakan ibadah karena takut kehabisan rezeki, tetap khusyu, karena Allah SWT maha permberi dan pengatur rezeki. “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki” ( Q.S al-Jumu’ah: 11).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun