Aku dengar dari bisikan angin yang tengah berhembus dari rintiknya hujan, sesekali suaranya riuh bak jerit anak kecil menahan isak tangis. Mungkin angin ingin berbicara kepadaku?
Ku dengar suara riuhnya disela jendela kamarku yang terbuka, menikmati datangnya malam bersama teh hangat yang ku teguk sambil menatap hujan.
Aku nikmati manisnya secangkir teh hangat, ku hayati jatuhnya air hujan yang serasa damai udaranya membawa kesejukan.Â
Entah, harus bagaimana aku saat ini?, ingin menjerit, aku takut !!!, takut semua orang tahu bahwa aku tengah bersedih.
Ingin ku bicarakan semua pada hujan, tetapi hujan tak pernah dengarkan keluh kesahku. Ingin bicara kepada angin, angin tak jua kembali lagi, karena aku tak mengindahkan pesan darinya....
Lantas, kepada siapa aku bicara?
Kepada manusia?, ahh....aku sudah banyak dikecewakan!
Kekecewaan ini amatlah dalam!, bahkan lebih pedih dari sayatan pisau yang membuat luka.
Tuhan....
Beri aku jalan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H