Penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas.Â
Selain itu ada pula adegan yang terlalu berlebihan, alias terlalu drama dan bisa jadi melawan logika yang dibangun karakter itu sendiri. Contohnya pada adegan Dikta meminta maaf di depan pintu kamar Nadhira yang tampak berlebihan untuk seorang Dikta yang seharusnya punya cara yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf tanpa harus mendramatisir cerita karena pada dasarnya membaca sudah mengetahui letak ketragisan hidup Dikta.Â
Karena cerita novel ini sudah viral di Internet, jadi ada saja perasaan yang memenuhi ekspektasi ketika membaca versi lengkapnya. Mungkin ini menjadi hal negatif jika sebagian besar ceritanya sudah viral dan diketahui banyak orang akhirnya membaca kehilangan eksklusifitas untuk menyerap setiap makna dalam cerita novel tersebut.
Sebenarnya banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini, seperti Dikta yang mengajarkan untuk tidak mudah menyerah. Kemudian karakter Nadhira yang memantik pembacanya untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Mengangkat isu kesehatan yang mungkin sekarang memang sedang banyak dihiraukan oleh anak-anak muda, dan pelajaran kehidupan lainnya seperti keluarga dan persahabatan. Novel ini bisa jadi rekomendasi terbaik  saat ini.Â
review novel Dikta dan Hukum karya Dhian Farah yang sempat viral di internet beberapa waktu lalu.
Â
Bagi pecinta cerita romance, membaca novel ini pasti akan memberikan kesenangan tersendiri yang mungkin tidak asing dengan aktivitas, kebiasaannya sehari - hari, atau kelakuan para tokoh dalam kehidupan nyata yang bisa saja kita alami sendiri. Jadi wajar saja jika cerita novel ini bisa viral di internet karena kisahnya memang unik dan menarik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H