Memulai investasi saham bagaikan petualangan seru untuk mencapai tujuan keuangan. Namun, layaknya petualangan lainnya, persiapan matang adalah kunci utama. Salah satu aspek penting adalah penganggaran investasi saham.
Artikel ini akan memandu Anda dalam membuat anggaran investasi saham yang efektif dan realistis, sehingga Anda dapat berinvestasi dengan bijak dan mencapai tujuan keuangan dengan optimal.
Langkah 1: Hitung Penghasilan dan Pengeluaran Bersih
Langkah pertama adalah memahami kondisi keuangan Anda saat ini. Catatlah semua penghasilan bulanan Anda, baik dari gaji, pekerjaan sampingan, maupun penghasilan lain. Di sisi lain, catat pula semua pengeluaran bulanan Anda, termasuk kebutuhan pokok, cicilan, tagihan, dan gaya hidup.
Hitunglah penghasilan bersih Anda dengan mengurangi total pengeluaran dari total penghasilan. Penghasilan bersih ini merupakan dana yang potensial untuk diinvestasikan.
Langkah 2: Tetapkan Tujuan Investasi
Tujuan investasi adalah arah yang ingin Anda capai melalui investasi saham. Tujuan ini dapat bersifat jangka pendek, seperti membeli gadget baru, atau jangka panjang, seperti dana pensiun.
Memiliki tujuan yang jelas akan membantu Anda menentukan berapa banyak dana yang perlu diinvestasikan dan dalam jangka waktu berapa.
Contoh Tujuan Investasi:
Jangka pendek: Membeli gadget baru dalam 1 tahun (Rp5.000.000)
Jangka menengah: Liburan ke luar negeri dalam 3 tahun (Rp20.000.000)
Jangka panjang: Dana pensiun dalam 25 tahun (Rp1.000.000.000)
Langkah 3: Kenali Profil Risiko Anda
Profil risiko adalah tingkat toleransi Anda terhadap ketidakpastian dalam berinvestasi. Semakin tinggi profil risiko Anda, semakin besar potensi keuntungan, namun diiringi dengan potensi kerugian yang lebih tinggi pula.
Berikut beberapa kategori profil risiko:
Konservatif: Anda lebih memilih investasi yang stabil dengan risiko rendah, meskipun potensinya kecil.
Moderat: Anda menginginkan keseimbangan antara potensi keuntungan dan risiko.
Agresif: Anda berani mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar.
Pahami profil risiko Anda untuk menentukan jenis saham yang sesuai dengan toleransi Anda.
Sebagai contoh:
Profil Konservatif: Anda dapat mempertimbangkan berinvestasi di saham blue chip yang memiliki reputasi baik dan dividen stabil, seperti BCA.
Profil Moderat: Anda dapat memadukan saham blue chip dengan saham growth yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, namun dengan risiko yang lebih besar.
Profil Agresif: Anda dapat berinvestasi di saham growth dan mempertimbangkan saham spekulan dengan potensi keuntungan yang sangat besar, namun dengan risiko yang sangat tinggi.
Langkah 4: Alokasikan Dana Investasi
Setelah mengetahui penghasilan bersih, tujuan investasi, dan profil risiko, saatnya mengalokasikan dana untuk investasi saham.
Berikut beberapa pedoman umum:
Pemula: 10% - 20% dari penghasilan bersih
Moderat: 20% - 40% dari penghasilan bersih
Agresif: 40% - 60% dari penghasilan bersih
Ingatlah untuk selalu menyisihkan dana darurat sebelum berinvestasi. Dana darurat ini minimal setara dengan 3-6 bulan pengeluaran bulanan Anda.
Contoh Alokasi Dana:
Penghasilan Bersih: Rp10.000.000
Profil Risiko: Moderat
Alokasi Dana: 30% = Rp3.000.000
Langkah 5: Pilih Jenis Saham yang Tepat
Pasar saham menawarkan berbagai jenis saham dengan karakteristik dan risikonya masing-masing. Lakukan riset dan pelajari berbagai jenis saham, seperti saham blue chip, saham growth, saham dividen, dan lain sebagainya.Pilihlah saham yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda. Diversifikasikan portofolio Anda dengan berinvestasi di beberapa jenis saham untuk meminimalisir risiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H