Dampak dari efesiensi yang dilakukan perusahaan semen nasional adalah setidaknya pabrik semen nasional telah mulai mem-PHK karyawan outsourchingnya seperti yang dilakukan perusahaan baja nasional, PT. Krakatau steel. Di Baturaja ada 350 karyawan dilepas, di Padang sudah ada 100-200 orang dilepas, bahkan dikabarkan manajemen semen padang juga telah menawarkan golden shake hand bagi pekerjanya yang akan berdampak pada PHK massal.
Golden shake hand sendiri merupakan tawaran dari manajemen untuk mengundurkan diri atau pensiun dini dengan kompensasi yang pantas. di Holcim cement ada sekitar 600 Â karyawan yang dilepas. Serta karyawan kontrak juga banyak yang tak diperpanjang lagi kontraknya di berbagai pabrik semen di Indonesia.
Jika situasi tersebut tidak berubah, bukan tidak mungkin tahun 2020 akan terjadi PHK besar-besar karyawan dan buruh semen nasional. Jumlah over supply yang terlalu besar serta kemungkinan resesi ekonomi 2020 yang akan melanda Indonesia akan semakin memaksa perusahaan semen nasional untuk melakukan efesiensi besar-besaran.
Butuh kebijakan dari khusus bagi industri semen dari kementrian perdagangan dan kementrian perindustrian untuk memproteksi perusahaan semen nasional, terutama BUMN Semen Indonesia group. Kondisi yang berjalan saat ini membuat kondisi  industri semen nasional tidak kondusif.Â
ndustri semen termasuk industri strategis nasional yang masih mampu digarap perusahaan lokal, dan sejatinya kita tidak butuh pemain asing untuk menggarap industri ini. Jika situasi ini tidak segera diperbaiki, maka tidak hanya pasar semen nasional yang di take over oleh perusahaan asing, tetapi perusahaan semen nasional yang sedang sekarat pun juga bisa di take over.
Selain kebijakan yang memproteksi industri semen nasional, solusi lain yang dimiliki perusahaan nasional saat ini adalah mengejar pasar ekspor, agar over supply dapat diserap oleh pasar. Tapi kenyataannya, untuk pasar asean sendiri, sudah dikuasai oleh Vietnam dan Thailand, sehingga perlu ekspansi pasar ke Afrika atau wilayah Asia selatan.
Namun untuk pasar ekspor bukanlah pekerjaan mudah saat ini, karena membutuhkan biaya promosi yang tidak sedikit untuk melakukan ekspansi ke pasar baru untuk menjual hasil produksi semen yang over supply.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H