Mohon tunggu...
Sukma
Sukma Mohon Tunggu... Freelancer - Membaca dan menulis akan membuka pikiran

Awali dengan mimpi, mulailah dengan tindakan, iringi dengan doa dan keyakinan, nikmati segala prosesnya, syukuri segala hasilnya,

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jawaban Untuk Sukmawati

20 November 2019   10:45 Diperbarui: 21 November 2019   16:12 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Setelah heboh dengan tusuk konde, sekarang Sukmawati kembali membuat gaduh dengan membawa nama Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah acara sebuah diskusi bertema "Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkap Radikalisme dan Berantas Terorisme". Sukmawati mengucapkan "Mana yang lebih bagus, Pancasila atau Al-Quran? Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20, itu Nabi yang Mulia Muhammad Saw. Apa Ir. Soekarno untuk kemerdekaan?". Mendengar ucapan dari beliau, semua orang mungkin akan bertanya, apa yang ada di pikiran seorang tokoh sekelas Sukmawati soekarnoputri sehingga terlontar kalimat yang demikian.

Walaupun beliau telah mengklarifikasi bahwa ucapan beliau itu dipelintir dan video tersebut sengaja diedit untuk menyudutkan beliau, namun hal tersebut sudah terlanjur membuat umat islam terluka dan juga membuat kita geleng-geleng kepala saja mendengarnya. Sukmawati juga mengatakan bahwa ia hanya mengulang pertanyaan yang biasa diajukan para penyebar paham radikal dan perekrut calon teroris untuk disampaikan pada audiens di acara tersebut. Terlepas dari permasalahan kontroversial tersebut, perbandingan yang beliau berikan antara Nabi Muhammad Saw dan Ir. Soekarno tentu tidak sepadan.

Jika dilihat dari kalimat yang beliau lontarkan, "Yang berjuang di abad 20, itu Nabi yang Mulia Muhammad Saw. Apa Ir. Soekarno untuk kemerdekaan?", maka secara spontan setiap orang akan menjawab Ir. Soekarno, karena selain menjadi bapak proklamator, perjuangan beliau dalam merebut kemerdekaan sangatlah panjang. Sedangkan Nabi Muhammad Saw. hidup pada zaman yang berbeda, bahkan bedanya hampir 14 abad.

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam memperjuangkan agama islam serta mewujudkan kehidupan yang berkeadilan tanpa ada penindasan sangatlah panjang. Melalui perjuangan Nabi Muhammad Saw. saat ini perbudakan telah hilang, ilmu pengetahuan berkembang pesat, serta peradaban manusia juga telah maju pesat setelah islam menyebar luas.

Cukup menarik mengulik dua kalimat tanya yang beliau sampaikan pada pertemuan itu, yang pertama adalah Pancasila atau Al-quran. Perbandingan yang sangat beda kelas antara wahyu Allah dengan ciptaan manusia. Pancasila di runutkan melalui sidang BPUPKI, semua isi pancasila murni ciptaan pikiran manusia. Beda jauh dengan Al-Qur'an yang merupakan firman Allah swt.

Dalam Qs. Hud ayat 13, Allah Berfirman untuk menantang semua umat manusia yang meragukan kebenaran Al-Qur'an yang berasal dari Firman-Nya. "Bahkan mereka mengatakan : Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-qur'an itu, katakannlah : (kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Telah 14 abad berlalu Al-Qur'an diturunkan, namun sampai sekarang tidak ada seorang pun yang bisa membuat surah yang semisal dengan Al-Qur'an, siapa pun itu, mau ia sastrawan, pujangga, ilmuwan, atau ahli kitab sekalipun tak ada yang mampu membuat surah yang semisal dengan Al-Qur'an walaupun hanya satu ayat saja.

Dari sisi pengamalan pun jauh beda kelasnya, beberapa waktu lalu seniman nasional Sujiwo tejo di acara ILC yang ditayangkan salah satu tv swasta nasional secara gamblang menyatakan bahwa ada yang salah dari kita dalam mengamalkan pancasila. "boleh celana cingkrang boleh pakai cadar yang penting jangan anti pancasila, pertanyaan saya sekarang, pancasila itu ada gak sih?

Bagi saya gak ada pak, jujur. Yang ada gambar garuda pancasila, ada, teks pancasila itu ada. Tapi pancasila itu tidak ada, siapa yang mau anti pada sesuatu yang tidak ada. Kalau pancasila itu ada, air kita gak beli, lapangan kerja gampang, perusahaan-perusahaan saldonya nol, karena tidak mengejar keuntungan, harta tidak ditulis harta tapi titipan tuhan."

Ada tidaknya pengamalan pancasila pada diri kita hanya kita yang tahu, kita perlu bertanya pada diri kita sendiri apakah diri kita dan lingkungan kita mengamalkan nilai-nilai butir pancasila. Disintegrasi moral yang terjadi saat ini pada kalangan muda serta kebijakan yang diambil pemerintah terutama tentang BPJS dan tarif listrik serta juga BBM bisa jadi poin penilaian kita sejauh mana Negara ini mengamalkan ideologi pancasila.

Sedangkan eksistensi Al-Qur'an tak perlu diragukan lagi, jutaan hafidz dan hafidzah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dunia. Peranan Al-Quran dalam membuka ilmu pengetahuan dan teknologi telah tersaji dalam sejarah islam selama 14 abad ini. Islam pun juga mengatur hukum dan tata aturan hidup yang masih eksis diterapkan hingga sekarang.

Nama-nama besar seperti Ibnu rush, Ibnu sina, Al-khawarizmi, Ibnu Khaldun, Ibnu batutah, dan masih banyak lagi adalah para ilmuwan yang menerapkan dan mengamalkan Al-Qur'an dalam hidupnya, dan melalui Al-Qur'an juga mereka membuka dunia dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Membandingkan kedua poin ini sebenarnya sangatlah tidak tepat dan tidak sepadan. Karena bagaimana mungkin kita membandingkan ciptaan manusia yang memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan dengan ciptaan Allah yang maha sempurna. Pancasila sendiri sejatinya mengakui eksistensi Al-Qur'an melalui sila pertamanya, maka saat kita mengamalkan tata aturan hidup yang dijelaskan Al-Qur'an maka dengan demikian kita telah mengamalkan pancasila.

Selain pada sila pertama, 4 sila lainnya masih sejalan dengan Al-Qur'an, dimana nilai kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial semuanya ada dalam Al-Qur'an.  

Poin pertanyaan kedua adalah "Yang berjuang di abad 20, itu Nabi yang Mulia Muhammad Saw. Apa Ir. Soekarno untuk kemerdekaan?". Sekilas kita akan menilai yang dimaksud kalimat ini adalah jasa Ir. Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan, walaupun Sukmawati menolak bahwa ia tak membandingkan jasa kedua tokoh tersebut. Perjuangan Ir. Soekarno memang tak perlu kita ragukan lagi dalam perjuangan kemerdekaan. Bahkan dalam perjuangan ia juga pernah diasingkan oleh penjajah. Namun karena kegigihan dan kecerdasannya ia mampu untuk tetap eksis ditengah tekanan penjajah dan juga pemuda di dalam negeri.

Ia mendirikan PNI sebagai kendaraan politiknya, aktif dan setiap pertemuan pemuda dan gerakan kemerdekaan, hingga pada 17 Agustus 1945 ia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, dan ia juga menjadi presiden pertama republik ini. Perjuangan pasca kemerdekaan tak kalah heroik. Ia harus berjuang dengan keterbatasan secara finansial dan persenjataan. Ia juga harus memindahkan ibukota ke Yogyakarta untuk mempertahankan republik ini, sampai akhirnya harus diasingkan dan pemerintahan diserahkan pada syafruddin prawiranegara di Bukittinggi. Jika bicara perjuangan beliau tentu kita tak perlu pertanyakan lagi.

Lalu bagaimana dengan jasa Nabi Muhammad Saw.?. bagaimana mungkin ada peran lalu Rasulullah Saw. pada kemerdekaan ini karena jelas beliau hidup pada era yang berbeda. namun, kita harus tahu bersama bahwa negara ini merdeka karena dua kalimat yang selalu bergema ketika pertempuran berlangsung yaitu "merdeka" dan "takbir". Hal tersebut sudah menggambarkan seperti jasa Nabi Muhammad Saw. kita tentu pernah dengar bagaimana takbir bung tomo mampu membakar semangat perjuangan pemuda Surabaya.

Lalu apakah kita masih ingin mengatakan tidak ada jasa Nabi Muhammad Saw. dalam kemerdekaan. Jasa Nabi Muhammad Saw. dalam menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini telah menjadi jasa kemerdekaan Negara ini. Soekarno pun bahkan mengakui tak ada pemimpin yang lebih besar dari Nabi Muhammad Saw. semua tokoh perjuangan kemerdekaan adalah muslim yang taat. Sebut saja jenderal besar Soedirman yang tak pernah meninggalkan sholat walaupun mesti ditandu selama perjuangan.

Moh. Hatta yang tinggal di rumah sederhana yang untuk membeli sepatu yang ia idamkan ia tak mampu, bukankah karena Hatta memegang teguh nilai yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. sehingga ia demikian, padahal ia bergelar sebagai bapak proklamator. Belum lagi pahlawan lain seperti pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Ahmad Lusi, Sultan Ageng tirtayasa dan lainnya, mereka adalah pejuang yang rela masuk ke medan pertempuran dengan membawa kalimat Takbir untuk mengusir penjajah.

Tokoh besar selama perang kemerdekaan pun adalah muslim yang taat, seperti H. Agus salim, Buya hamka, Muh. Yamin, Sutan Syahrir dan lain sebagainya. Semangat jihadlah yang membawa keberanian besar pahlawan kita melawan penjajah yang membawa pistol, meriam, tank dan pesawat walau hanya berbekal bambu runcing. Karena pada zaman Nabi Muhammad Saw. pasukan muslimin pernah  diberi kemenangan oleh Allah walaupun kalah dalam banyak hal.

Membanding Soekarno  dengan Nabi Muhammad Saw. sangatlah tidak sepadan. Kebesaran baginda Nabi Muhammad Saw.  tidak akan mampu disaingi oleh Soekarno. Dalam konteks kemerdekaan pun malah tidak rasional, karena Nabi Muhammad Saw dan Soekarno hidup pada zaman yang berbeda. Namun walaupun demikian semangat juang yang dibawa Soekarno dan pahlawan lainnya adalah semangat jihad Nabi Muhammad Saw. untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara.

Apakah kita masih ingin memungkiri bahwa Nabi Muhammad Saw. juga berjasa atas kemerdekaan Negara, tanpa mengucilkan peran umat agama lain, namun umat beliau Saw. banyak berkorban darah untuk Negara ini. Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pun adalah umat Nabi Muhammad Saw. yaitu Mesir dan Palestina.

Rasanya tidak rasional dan sangat tidak relevan kita membandingkan Al-Qur'an dengan Pancasila dan Soekarno dengan Nabi Muhammad Saw. jika ini adalah pertanyaan para perekrut terorisme, maka perlu kita soroti seperti pemahaman anak muda kita terhadap islam sehingga dapat terpengaruhi paham radikalisme melalui pertanyaan demikian. Pendidikan pemahaman agama kita masih sangat lemah. Fungsi keluarga sebagai tempat pendidikan yang utama tidak berjalan dengan baik, sehingga pemahaman agama yang masih awam mampu dipelintir melalui pertanyaan yang demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun