"Tan, Gimana kalo kapan-kapan kita coba bikin kopi dan teh bareng? Nanti gw buktiin ke lo kalau kopi gw tuh paling enak sedunia. Gw jamin deh" tawar Liam, ia hanya membuat alasan untuk bertemu Tania lagi.Â
"Deal! Tapi kalo kopinya pahit atau ga enak, lo bayar gw cepek (100 ribu) ya!" Tania menjawab, ia merasa tertantang.Â
Liam pun mengangguk. "Deal, tapi kalo teh lo ga enak, lo yang bayar gw ya! "Â
Akhirnya, mereka sepakat untuk ketemuan di rumah Liam. Hari itu, Liam berusaha sekuat tenaga meracik kopi terbaiknya, Tania pun tidak mau kalah saing. Tania sudah siap dengan resep teh andalannya. Saat kopi dan teh siap, mereka saling mencicipi.
Tania mencoba kopi Liam "wah.. Gila Liam, enak banget kopi lo.. "Â
Lalu Liam pun melihat Tania yang sedang mencicipi nya dengan penuh harapan lalu saat Liam ingin membanggakan kopinya tiba-tiba Tania berkata "saking enaknya ga ada yang mau minum kopi lo"Â
Muka Liam pun langsung cemberut lalu Liam bilang "yaudah se enak apa sih teh buatan lo itu? " Terus Tania bilang dengan bangganya "wah, teh gw mah enak banget ga ada tandingannya, cobain deh! " Lalu Liam mencicipi teh milik Tania. Dan lalu Liam diam sebentar yang membuat rasa penasaran Tania bertambah.Â
"uek, ga enak banget teh lo" Sambil ia mencicipi lagi, namun Liam tak berhenti meminumnya, lalu Tania berkata "katanya ga enak kok tetep diminum sih? " Lalu Liam tertawa sedikit "canda, ini teh nya enak banget gw ga bisa bohong"Â
Lalu Tania tersenyum "yaudah sini kasih uangnya" Mereka berdua pun ketawa terbahak-bahak. "Tapi serius, lo jago bikin teh! Gak kalah sama teh kantin," Liam puji.
Lalu Tania berkata "jelas dong, Tania gitu loh! " Tania berkata dengan semangat. Lalu Liam tiba-tiba berkata "kapan-kapan kalo kamu sempet, hang out lagi yuk" Lalu Tania berkata "gas aja kata gw mah" Lalu Liam tersenyum.Â
Dari situ, mereka menjadi lebih dekat dan sering banget ketemuan, meracik atau bikin minuman sambil bercanda bareng. Cinta mereka tumbuh perlahan, kayak teh yang diseduh. Suatu malam, saat hujan deras, Liam memberanikan diri.