Setiap akhir tahun ajaran, khususnya di bulan April, Mei dan Juni, sekolah dari jenjang PAUD (KB dan TK), SD, SMP, SMA dan SMK mengadakan acara perpisahan sekolah. Tujuan dari acara ini sebagai akhir kebersamaan kepada siswa-siswi tingkat akhir, dimana mereka akan atau sudah lulus dari jenjang tersebut. Kedua, juga menjalin kebersamaan antar warga sekolah, karena ada beberapa murid yang tidak melanjutkan pendidikannya di tempat yang sama (contohnya ada siswa sekolah X yang melanjutkan di tempat lain atau ke luar kota). Ketiga, acara perpisahan sekolah diadakan sebagai rasa terima kasih kepada guru-guru yang sudah mengajarkan dan membimbing peserta didik di jenjang tersebut selama di sekolah.
Dulu, acara perpisahan sekolah itu diadakan di sekolah setiap tahunnya. Sekolah menggunakan lapangan atau gedung serbaguna di sekolah. Namun, beberapa tahun terakhir, acara perpisahan sekolah itu diadakan di hotel berbintang, gedung serbaguna, dan restoran (pakai ballroom). Bahkan, acara perpisahan sekolah itu diadakan dengan konsep study tour atau jalan-jalan ke luar kota.
Saat ini, pasca pandemi COVID-19, kondisi ekonomi masih belum pulih, dikarenakan masih ada orang-orang yang belum mendapatkan pekerjaan alias menganggur.
Banyak orang tua siswa merasa keberatan dengan diadakannya acara perpisahan sekolah di hotel berbintang, gedung serbaguna dan ballroom restoran, karena orang tua siswa harus membayar biaya perpisahan yang sungguh fantastis. Bahkan, orang tua siswa meminjam uang kepada orang lain agar anaknya bisa mengikuti acara perpisahan tersebut. Biaya perpisahan sekolah (TK B, kelas 6 SD, 9 SMP, 12 SMA/SMK) mulai dari 300 ribu sampai jutaan rupiah. Perpisahan sekolah di hotel itu harus membayar biaya sewa ballroom hotel, konsumsi, dokumentasi (foto dan video shooting), sound system, dekorasi, sewa backdrop LED, dan lain-lain.
Akhir-akhir ini ada laporan dari orang tua siswa yang merasa keberatan
Karena banyak laporan dari orang tua siswa yang merasa keberatan dengan biaya perpisahan sekolah yang dilaksanakan di ballroom hotel, maka pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan (baik provinsi maupun kabupaten / kota) melarang sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta untuk mengadakan acara perpisahan sekolah dengan menyewa hotel, gedung serbaguna dan restoran (pakai ballroom). Dinas Pendidikan Provinsi (menaungi jenjang SMA, SMK dan SLB) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota (menaungi jenajng TK, SD dan SMP) di beberapa wilayah di Indonesia juga melarang sekolah mengadakan acara study tour atau perjalanan ke luar kota. Sekolah harus mengadakan acara perpisahan di lapangan sekolah atau gedung serbaguna di sekolah dengan sederhana.
Misalnya, Dinas Pendidikan Provinsi Riau melarang sekolah untuk jenjang SMA, SMK dan SLB mengadakan acara perpisahan sekolah dengan menyewa hotel berbintang. Himbauan ini diterbitkan pada April 2024 lalu, supaya sekolah mengadakan acara perpisahan di sekolahnya masing-masing secara sederhana. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Tengku Fauzan mengatakan, acara perpisahan atau pelepasan siswa yang diadakan di sekolah lebih bermakna dan berkesan, karena ketika siswa pertama kali mendaftar (pada saat PPDB), hari pertama masuk sekolah itu bukan diantar ke hotel, melainkan diantar ke sekolah sama orang tua. Demikian juga ketika siswa dilepas, itu juga harus dilaksanakan di sekolah, bukan di hotel.
Contoh lainnya, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bumbu (Provinsi Kalimantan Selatan), Dinas Pendidikan Kota Palembang (Sumatera Selatan), Dinas Pendidikan Kota Pontianak (Kalimantan Barat), juga melarang sekolah dari jenjang TK, SD, dan SMP untuk mengadakan acara perpisahan sekolah di hotel, restoran, rumah makan dan gedung serbaguna. Ini bertujuan untuk tidak memberatkan orang tua siswa.
Selain itu, perpisahan sekolah sebenarnya menggunakan seragam sekolah (baik seragam nasional maupun seragam khas sekolah seperti batik atau seragam kotak-kotak), karena kesannya lebih sederhana. Jadi, orang tua siswa tidak perlu terbeban dengan biaya yang mahal untuk menyewa gaun / dress / kebaya (untuk perempuan), dan setelan jas (untuk laki-laki). Belum lagi siswa harus menggunakan sepatu flatshoes, high heels / formal untuk acara perpisahan sekolah.
Perpisahan sekolah juga harus dilaksanakan secara sederhana tanpa wisuda dengan memakai toga seperti di perguruan tinggi, atau menggunakan dress / gaun / kebaya (untuk perempuan) setelan jas (untuk laki-laki) dan dibebani dengan biaya yang mahal. Sekolah harus menyelenggarakan acara perpisahan secara sederhana dengan: ibadah syukur, pemberian apresiasi kepada siswa terbaik / berprestasi, penyerahan tanda kelulusan (biasanya menggunakan kalung medali dan map ijazah), persembahan nyanyi / pentas seni, pemutaran video kenangan siswa dan acara penutup. Dan masalah konsumsi, cukup nasi kotak dan air mineral saja. Karena konsumsi nasi kotak harganya lebih murah, dimana nasi kotak lauk pauknya dibagikan sama rata. Sedangkan, konsumsi prasmanan memiliki beberapa kelemahan: harga lebih mahal, pelanggan harus ambil secukupnya supaya tidak membuang-buang makanan.
Sebenarnya, biaya perpisahan sekolah yang mahal itu lebih baik dialokasikan ke sesuatu yang lebih penting, seperti membeli kebutuhan pokok, membayar uang pangkal dan SPP untuk jenjang berikutnya, membeli buku dan seragam untuk jenjang berikutnya, dikarenakan saat ini biaya pendidikan cukup mahal. Seperti anak SMA / SMK yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi, biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Mereka harus membayar uang pangkal kukiah yang cukup mahal. Belum lagi biaya SKS, laboratorium, dan BPP Pokok per semester di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta (jika tidak mengambil jalur beasiswa).
Perpisahan sekolah di tempat ibadah
Selain di gedung serbaguna sekolah atau lapangan sekolah, ada juga sekolah mengadakan acara perpisahan di tempat ibadah. Salah satunya sekolah berbasis agama kristen, mengadakan acara perpisahan di ruang ibadah gereja karena sekolah kristen itu dimiliki oleh gereja tersebut. Sekolah kristen mengadakan acara perpisahan dengan rangkaian berikut: Prosesi masuk, kebaktian (ibadah), ceramah (Firman Tuhan), kata sambutan, pemberian penghargaan kepada siswa terbaik, penyerahan tanda kelulusan, persembahan pujian, ucapan terima kasih kepada guru, pemutaran video kenangan, doa penutup, dan foto bersama (ramah tamah)
Acara perpisahan siswa di aula sekolah juga memberi nilai-nilai positif, yakni: mengajarkan masyarakat untuk hemat biaya, kesederhanaan, dan tidak hidup dengan gaya mewah. Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki, tidak membeda-bedakan dengan diri kita dan orang lain.
Sumber:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI