Note: Gambar di atas adalah gambar twibbon untuk pengenalan lingkungan kampus saya pada tahun 2019 lalu.
Sebentar lagi, hari pertama sekolah di tahun ajaran baru sudah dimulai. Peserta didik sangat antusias untuk mengikuti kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Kegiatan MPLS tidak hanya mengenal lingkungan sekolah dengan school tour (berkeliling lingkungan sekolah), perkenalan guru-guru dan staff, pengenalan kurikulum, dan lain sebagainya. Sejak pandemi COVID-19 hingga saat ini, kegiatan MPLS dimeriahkan dengan memasang twibbon / bingkai lalu mengunggahnya ke media sosial.Â
Tidak hanya MPLS, twibbon sekolah juga digunakan dalam acara hari kemerdekaan RI, anniversary (ulang tahun) sekolah, dan lainnya.
Dilansir dari Liputan6.com, twibbon adalah bingkai foto yang digunakan untuk sarana promosi, dimana desainnya diedit semenarik mungkin sehingga terlihat menarik. Untuk tingkat sekolah, twibbon dijadikan untuk ajang promosi sekolah ke media sosial sehingga orang-orang yang ingin mencari sekolah bisa tertarik untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
Sayangnya, penggunaan twibbon bagi anak-anak sekolah, khususnya jenjang Playgroup, TK dan SD, menuai pro dan kontra di beberapa kalangan orang tua karena penggunaan twibbon MPLS juga memajang foto anak, nama lengkap anak, nama sekolah, alamat sekolah serta nomor telepon sekolahnya. Apalagi, jika diwajibkan untuk menggunakan hashtag (tagar) nama sekolah, tag lokasi sekolah, dan tag akun medsos sekolah di media sosial (khususnya di Facebook dan Instagram).Â
Untuk jenjang SMP, SMA dan perguruan tinggi, memang tidak masalah, karena mereka sudah cukup umur dalam menggunakan media sosial. Penggunaan twibbon di jenjang perguruan tinggi dalam memeriahkan acara OSPEK / P2K2 memang menjadi kewajiban di kampus, khususnya jenjang D3, D4, dan S1.
Memposting identitas lengkap anak di media sosial juga memicu aksi kejahatan seperti penculikan, penipuan dan pencurian identitas. Zaman sekarang sudah canggih, tinggal cari nama sekolah dan alamat sekolahnya di internet, keluarlah hasilnya~~~
Apalagi, beberapa waktu terakhir dihebohkan dengan kasus penipuan dengan modus anak kecelakaan di sekolah lewat telepon.Â
Lebih baiknya jika memposting twibbon sekolah anak dengan kondisi akun yang private (hanya pengikut / teman yang anda kenal dapat melihat postingan tersebut), atau ke Whatsapp grup kelas.
"Ingat! Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tetapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah!" ~ Bang Napi