Mohon tunggu...
Trismayarni Elen
Trismayarni Elen Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Bisnis dan Keuangan // Praktisi dan Akademisi Akuntan

Ekonomi, Bisnis, Akuntansi, Manajemen, Keuangan, dan Ekonomi Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ekonomi-Budaya Lebaran Topat di Lombok

15 April 2024   12:15 Diperbarui: 15 April 2024   12:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Lombok-Nusa Tenggara Barat adalah salah satu pulau di Indonesia yang dikelilingi lautan, hingga Lombok dikenal dengan keindahan alam pinggir laut. Sebelum Lombok dikenal, ada pulau yang terletak di sebelah pulau Lombok yaitu Bali yang dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman).

Perkembangan informasi digital khususnya melalui media sosial membuat keindahan pulau Lombok terutama keindahan pantai dan keindahan bawah laut menjadi cepat tersebar, dan menjadi salah satu destinasi alternatif favorit yang mulai banyak dilirik wisatawan nusantara (wisnus) hingga wisman.

Berwisata ke pantai tidak hanya dilakukan oleh wisnus dan wisman, tapi juga oleh sebagian besar masyarakat asli Lombok. Apalagi berwisata ke pantai merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat Lombok yang berbalut kegiatan budaya dan perayaan agama.

Sisi Religius Masyarakat Lombok

Kaitan masyarakat Lombok dengan agama begitu kuat. Penduduk asli Lombok adalah suku Sasak yang berpegang teguh pada nilai-nilai agama khususnya Islam di dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Suku Sasak sendiri terdiri dari dua golongan, yaitu Menak yang merupakan golongan bangsawan dan Jajar Karang untuk golongan masyarakat Lombok lainnya. Bangsawan suku Sasak dikenal dengan gelar Datu dan Lalu untuk laki-laki, kemudian Denda (dibaca: Dende) dan Baiq untuk perempuan.

Dari berbagai sumber diketahui bahwa golongan Menak dan Jajar Karang memegang satu prinsip agama yang sama yaitu Islam. Masyarakat Lombok meyakini bahwa nilai-nilai agama Islam yang dipegang secara kuat oleh suku Sasak merupakan jejak penyebaran agama sejak abad ke-15 sampai abad ke-16 melalui Syeikh Malik Ibrahim.

Ajaran agama yang juga dijalankan seperti puasa Ramadhan, dan diikuti shalat sunnah Idul Fitri (Shalat Id), juga ibadah sunnah lain seperti puasa syawal yang dilakukan oleh sebagian masyarakat asli suku Sasak selama enam hari, dimulai satu hari setelah Shalat Id.

Lebaran Topat ala Suku Sasak

Perayaan Idul Fitri atau perayaan Lebaran tanggal 1 Syawal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan waktu berkumpul bersama keluarga di rumah, diikuti saling mengunjungi keluarga dekat lain dan kerabat. Tradisi saling mengunjungi biasanya ditemani dengan sajian ketupat khas masyarakat Indonesia pada umumnya pada tanggal 1-2 Syawal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun