Mohon tunggu...
Elensisilia
Elensisilia Mohon Tunggu... Freelancer - nothing

mahasiswa UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN FPB UKSW - Penanganan Akar Gada Menggunakan Isolat Jamur Trichoderma dengan Media Beras

11 Desember 2022   23:25 Diperbarui: 12 Desember 2022   07:27 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Sumberejo, Ngablak – Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang merupakan tempat strategis untuk pertanian yang terletak tepat berada di lereng gunung merbagu. Tanahnya yang subur serta ketinggian tempat yang dimiliki cocok untuk ditanam tanaman hortikultura. Desa ini memiiki luas lahan pertanian perkiraan 147 ha. Maka dari itu, tidak mengherankan masyarakatnya banyak berpencaharian sebagai petani. 

Berdasarkan hasil observasi lapangan serta hasil wawancara dengan petani setempat di Desa Sumberejo, Ngablak. Salah satu petani yang ditemui saat observasi mengeluhkan adanya tanaman kubis yang terserang penyakit akar gada. 

Akar gada merupakan penyakit tular tanah pada akar yang disebabkan oleh jamur plasmodiophora brassicae. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kubis-kubisan, salah satunya tanaman kubis. Persentase kerusakan kubis oleh penyakit akar gada ini bisa mencapai hingga 88,60 %. Kerusakan tersebut mengakibatkan menurunnya produksi kubis secara besar-besaran dan menyebabkan petani merugi.

Penanganan akar gada oleh petani sudah dilakukan secara kimiawi salah satunya dengan menggunakan fungisida sintetik, akan tetapi hal tersebut menunjukkan hasil yang tidak berkelanjutan dan juga tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, perlu adanya alternatif penanganan lain yang berkelanjutan dan juga ramah lingkungan yaitu salah satunya dapat dilakukan penanganan secara biologi.

Salah satu penanganan secara biologi yakni dengan menggunakan agen hayati Trichoderma sp. Penggunaan agen hayati ini bisa menghentikan sementara perkembangan patogen dalam waktu lama, tidak meninggalkan residu, dan dapat terjaganya keseimbangan ekosistem.

Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur yang secara alami bermusuhan dengan Plasmodiophora brassicae. Jamur ini biasanya hidup di sekitar tanah perakaran, salah satunya perakaran akar bambu. Perbanyakan jamur Trichoderma sp. dari tanah perakaran dilakukan dengan beberapa tahapan di laboratorium melalui proses isolasi untuk mendapatkan biakan murni atau isolat. 

Perbanyakan Trichoderma sp. dapat dilakukan dengan beberapa media, salah satu diantaranya media beras. Penggunaan media tergantung kebutuhan, bisa juga menggunakan media jagung ataupun dedak. 

Perbanyakan Trichoderma sp. menggunakan isolat dengan media beras dilakukan dengan cara menularkan isolat pada media nasi yang sudah melalui proses sterilisasi. Proses sterilisasi media dilakukan dua kali yaitu direndam terlebih dahulu selama kurang lebih 1 jam, setelah itu ditiriskan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik bening per kantomg plastik diiisi tiga sendok makan beras kemudian dikukus kurang lebih selama 30 menit. 

Sterilisasi Media
Sterilisasi Media

Proses penularan isolat Trichoderma sp. pada media, dari alat yang digunakan hingga lingkungan sekitarnya sebaiknya dalam keadaaan steril agar menghindari adanya kontaminasi pada media maupun pada isolatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun