Mohon tunggu...
Elen Frisco Ardian Nugroho
Elen Frisco Ardian Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallo perkenalkan nama saya Elen Frisco Ardian Nugroho, saya seorang mahasiswa teknik industri

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengapa Mixue Dapat Berkembang Begitu Cepat? Ternyata Ini Rahasia Strategi Bisnis Mixue

26 Januari 2023   23:15 Diperbarui: 27 Januari 2023   11:33 4941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Mixue menggunakan strategi model bisnis waralaba, Mixue juga menggunakan strategi metode Horizontal sales (Numeric distribution). Strategi Horizontal sales (Numeric distribution) ini berfokus pada volume atau banyaknya outlet maka akan berakibat naiknya penjualan dan juga model bisnis waralaba ini akan menguntungkan bila semakin banyak orang yang ikut bermitra dengan Mixue. Strategi ini juga menawarkan banyak hal positif yang membuat rantai pasok, produksi bahan, dan pergudangan (logistik) menjadi efisien dalam hal waktu maupun biaya.

  • Harga terjangkau

Menu yang ditawarkan Mixue dibanderol dari Rp 8.000 hingga Rp 22.000 maka dapat disimpulkan produk Mixue dibanderol dengan harga yang terjangkau. Sehingga membuat semua kalangan dapat mencoba produk Mixue dari es krim sampai produk lainnya yaitu seperti smoothies dan juga Bubble tea lainnya. Meskipun harga yang diberikan cukup relatif murah, tetapi bahan yang digunakan adalah bahan yang berkualitas. Oleh sebab itu Mixue banyak digandrungi masyarakat Indonesia.

  • Strategi pemasaran (Fear of Missing Out)

Demikian, Mixue juga tidak membutuhkan biaya cukup besar untuk hanya melakukan promosi besar-besaran. Dikarenakan, banyaknya influencer dan selebgram pada social media yang menyebarluaskan tentang es krim Mixue dan memberikan ulasan yang positif. Sehingga menyebabkan banyak orang penasaran dan ingin mencoba dan juga takut tertinggal dengan tren. Nama strategi pemasaran ini yaitu Fear of Missing Out  yang sering disebut FOMO, sehingga Mixue tidak membutuhkan promosi atau iklan.

 Zhang Hongchao pendiri Mixue (IDN.Times)
 Zhang Hongchao pendiri Mixue (IDN.Times)

Berkat berbagai aspek tersebut, Mixue berhasil menjadi salah satu perusahaan waralaba asing yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan juga mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk membeli produk dari Mixue. Meskipun Mixue sekarang menjadi perusahaan yang sangat besar dan memiliki pendapatan yang besar juga, akan tetapi Mixue juga dibayang-bayangi ketakutan akan sebuah tantangan yang besar di masa mendatang yang berkaitan dengan strategi yang diterapkan oleh Mixue sendiri yaitu metode Horizontal Sales (Numeric Distribution) yang mengatakan semakin banyak outlet maka akan berakibat naiknya penjualan dan juga model bisnis waralaba ini akan menguntungkan bila semakin banyak orang yang ikut bermitra dengan Mixue, akan tetapi kedua strategi ini seperti pedang bermata dua, di satu sisi strategi ini memiliki dampak yang cukup baik bagi reputasi dan brand awareness untuk Mixue sendiri di lain hal strategi ini juga dapat menghancurkan Mixue itu sendiri. 

Permasalahan yang akan timbul dan persaingan Mixue akan semakin susah, tidak hanya dengan kompetitor, melainkan sesama gerai Mixue lainnya. Dikarenakan strategi tersebut dapat menimbulkan banyaknya masalah, seperti banyaknya gerai Mixue dimana-mana dan di beberapa lokasi terlihat saling berdekatan yang menimbulkan dampak backfire effect yang artinya gerai Mixue yang berdekatan akan berlomba-lomba mendapatkan konsumen  dengan gerai yang satu dan gerai lainnya dan menimbulkan dampak baru lagi yaitu, yang pertama kanibalisme effect yaitu terjadinya penyusutan pemasukan  terhadap setiap gerai Mixue, yang kedua orang yang bermitra dengan Mixue akan menjadi sedikit, yang ketiga dampaknya adalah merusak sistem atau siklus bisnis Mixue itu sendiri.

Jika, Mixue tidak mempertimbangkan kembali untuk mengubah metode pemasaran dan strateginya, maka penjualan akan turun di setiap gerai dan orang-orang tidak lagi penasaran dengan Mixue, dikarenakan keberadaan gerai Mixue yang semakin mencolok di tempat publik, sehingga membuat pelanggan menjadi jenuh. Oleh karena itu Mixue harus selalu berinovasi dan mengevaluasi agar dapat bertahan di kerasnya dunia berbisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun