Mohon tunggu...
Elena Kristofani
Elena Kristofani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa jurusan psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran Self-Disclosure dalam Meningkatkan Kesehatan Mental

2 Mei 2023   10:40 Diperbarui: 3 Mei 2023   00:24 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan dan dijaga. Ada berbagai cara untuk meningkatkannya, salah satunya adalah dengan melakukan self-disclosure atau pengungkapan diri.

Self-disclosure dapat menjadi sarana yang efektif dalam memperbaiki kesehatan mental karena dengan mengungkapkan perasaan atau masalah kita kepada orang lain, kita dapat meredakan tekanan dan stres yang kita rasakan. Selain itu, self-disclosure juga dapat membantu kita untuk mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan koneksi emosional dengan orang lain.

Menurut beberapa penelitian, melakukan self-disclosure juga dapat membantu dalam mengurangi gejala depresi, kecemasan, dan stress post-traumatik. Dengan berbicara mengenai masalah kita, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai situasi yang sedang dihadapi dan mencari solusi yang lebih efektif.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut tentang apa itu self-disclosure, perannya dalam meningkatkan kesehatan mental, apa saja fungsinya, dan apa saja keuntungan yang diperoleh dari melakukan self-disclosure.

Apa itu Self Disclosure ?

Dalam kehidupan individu, baik dalam kelompok maupun di luar kelompok, penyesuaian sosial merupakan aspek psikologis yang penting untuk dikembangkan. Kemampuan untuk berinteraksi sosial dan beradaptasi dengan lingkungan sosial diperlukan, dan keterampilan sosial merupakan prasyarat untuk kesuksesan sosial dan adaptasi sosial yang baik dalam kehidupan pribadi.

Salah satu aspek yang penting dalam keterampilan sosial adalah self-disclosure. Menurut Lumsden (1996) dalam Maryam B. Gainau (2009) self-disclosure dapat memperbaiki kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan meningkatkan kepercayaan diri serta memperkuat ikatan interpersonal. Selain itu, self-disclosure dapat menjadi sarana untuk mengurangi perasaan bersalah dan cemas. Tanpa self-disclosure, individu cenderung memiliki penerimaan sosial rendah, yang berdampak pada perkembangan kepribadiannya.

Self-disclosure adalah perilaku seseorang dalam mengungkapkan informasi pribadi pada orang lain, yang mencakup sikap, opini, selera, minat, pekerjaan atau pendidikan, fisik, keuangan, dan kepribadian. (Jourard, 1971 dalam Maryam B. Gainau, 2009). Sedangkan Person (1987) mengartikan self-disclosure merupakan perilaku sukarela dan disengaja untuk memberikan informasi yang akurat tentang diri sendiri pada orang lain. (Maryam B. Gainau, 2009)

Apa itu Kesehatan Mental?

WHO mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi dimana individu merasa sejahtera dan mampu menyadari kemampuannya untuk mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari, bekerja secara produktif, dan berkontribusi sesuai perannya dalam komunitas. Jika seseorang mengalami gangguan, maka kondisinya mungkin berkebalikan dengan definisi kesehatan mental yang telah disebutkan. (Tuflichatul Ummul,  2021)

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik mampu mengoptimalkan keterampilan dan potensinya dalam mengatasi berbagai tantangan hidup. Sebaliknya, bila seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, ia mungkin mengalami perubahan suasana hati yang mempengaruhi kemampuan berpikir dan mengontrol emosinya, sehingga dapat memunculkan perilaku negatif.

Pengaruh self disclosure terhadap kesehatan mental

Dalam beberapa dekade terakhir, studi telah mengindikasikan bahwa melalukan self-disclosure memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Salah satu penelitian menemukan bahwa orang yang secara rutin berbicara tentang diri mereka sendiri mempunya masalah kesehatan mental yang lebih sedikit dan tingkat kecemasan yang lebih rendah. Penelitian lain menunjukkan bahwa mengungkapkan diri dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan memperkuat hubungan sosial.

Dikutip dari Psychology Today, Individu yang berani untuk terbuka dan mengungkapkan perasaannya cenderung merasa lebih puas dalam hidup. Hal ini disebabkan oleh mereka yang serius dalam mengungkapkan perasaan mereka. Oleh karena itu, individu yang memiliki kemampuan untuk membuka diri memiliki kondisi psikologis yang lebih sehat, karena mereka tidak menahan perasaan atau pikiran mereka. Sebaliknya, individu yang cenderung merahasiakan perasaannya kemungkinan akan mengalami gangguan psikologis karena tidak berani untuk mengungkapkannya.

Individu yang mempunyai kesehatan mental yang baik biasanya mempunyai kemampuan yang baik juga dalam melakukan self-disclosure, yaitu kemampuan untuk memahami, mengkomunikasikan, dan mengatur emosi. Menurut Cozby (1973), orang yang memiliki kesehatan mental yang baik lebih cenderung memiliki kemampuan sosial yang tinggi terhadap orang-orang yang dianggap memiliki pengaruh, namun kemampuan sosial yang rendah terhadap individu yang lain. (Masur, 2019).

Pembicaraan mengenai kesehatan mental seringkali dianggap sebagai topik yang tabu dalam percakapan sehari-hari. Hal ini terutama berlaku jika seseorang mengalami gangguan mental seperti stres, depresi, kecemasan, bipolar disorder, skizofrenia, dan gangguan mental lainnya yang umum terjadi di masyarakat. Karena itu, orang-orang yang mengalami gangguan mental mungkin merasa sulit atau tidak nyaman dalam melakukan pengungkapan diri.

Manfaat dari self disclosure

Terkadang seseorang merasa enggan untuk membuka diri dikarenakan bias sosial yang ada. Kita cenderung mempertahankan aturan sosial yang ada, sehingga self-disclosure dianggap sebagai sesuatu yang tidak umum. Bias sosial ini membuat beberapa orang khawatir dalam mengungkapkan perasaan atau pendapat mereka, karena khawatir akan mengalami penolakan dari lingkungan sekitarnya.

Padahal ada beberapa manfaat yang dimiliki self-disclosure atau pengungkapan diri. Devito (2011) menjelaskan beberapa keuntungan bagi individu yang mau melakukan self-disclosure, di antaranya:

  • Mengenal diri sendiri

Dengan melakukan self-disclosure, seseorang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dirinya sendiri dan tindakannya. Hal ini disebabkan oleh adanya gambaran baru tentang dirinya yang diperoleh melalui pengungkapan diri.

  • Adanya kemampuan menanggulangi masalah

Dengan adanya dukungan dari orang lain, seseorang dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Melalui dukungan tersebut, Orang tersebut dapat mengatasi atau memperbaiki masalah yang dihadapinya atau bahkan menyelesaikannya.

  • Mengurangi Beban

Jika seseorang menyimpan rahasia dan tidak membuka diri kepada orang lain, maka ia akan merasa sangat terbebani. Namun, melalui keterbukaan diri, individu dapat merasa lega karena beban yang dirasakannya menjadi lebih ringan, sehingga ia dapat mengatasi masalah yang dihadapinya lebih mudah.

Walaupun self-disclosure dapat membawa manfaat, tetapi juga penting untuk diingat bahwa terdapat risiko jika dilakukan secara tidak tepat atau dengan orang yang tidak dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan lingkungan dan orang yang tepat ketika melakukan pengungkapan diri, serta memastikan bahwa batasan dan privasi pribadi tetap terjaga.

Fungsi dari self-disclosure terhadap kesehatan mental

Selain itu, ada juga beberapa fungsi yang dapat diperoleh self-disclosure terhadap diri kita. Apa saja fungsinya? Self-disclosure dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Pertama-tama, self-disclosure dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental seseorang. Dalam situasi di mana seseorang membagikan pengalaman atau perasaan mereka kepada orang lain, itu dapat membantu mengurangi beban emosional yang mereka rasakan. Ada beberapa kasus di mana seseorang merasa lega hanya dengan mengungkapkan apa yang mereka rasakan kepada seseorang yang mereka percayai. Dalam kasus lain, teman atau keluarga yang menerima pengungkapan tersebut mungkin dapat memberikan solusi praktis.

Kedua, self-disclosure dapat meningkatkan hubungan sosial. Ketika seseorang membagikan informasi tentang dirinya, hal itu dapat membuka jalan untuk interaksi yang lebih dalam dengan orang lain. Dengan demikian, dapat membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan orang lain dan merasa lebih diterima dalam lingkungan sosial mereka. Studi menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat dan positif dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang.

Ketiga, self-disclosure dapat membantu memecahkan masalah secara lebih efektif. Ketika seseorang berbagi masalah atau kesulitannya, orang lain dapat menawarkan dukungan dan nasihat yang bermanfaat. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat membantu seseorang menemukan solusi praktis untuk masalah mereka. Dalam kasus lain, mendapatkan dukungan dari orang lain dapat membantu seseorang merasa lebih percaya diri dalam memecahkan masalah yang sulit. Dalam kedua kasus, self-disclosure dapat membantu meningkatkan kesehatan mental seseorang dengan memberikan dukungan dan saran yang berguna.

Terakhir, self-disclosure dapat membantu seseorang merasa lebih otentik dan terhubung dengan diri mereka sendiri. Ketika seseorang membagikan informasi tentang diri mereka sendiri, itu dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dengan siapa mereka sebenarnya dan apa yang mereka rasakan. Hal ini dapat membantu seseorang mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan menjadi lebih terhubung dengan nilai dan tujuan hidup mereka, yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesehatan mental.

Selain self-disclosure, ada juga beberapa cara lain untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang, seperti meditasi, aktivitas fisik, terapi, dan banyak lagi. Namun, self-disclosure dapat menjadi bagian penting dari strategi kesehatan mental yang sehat dan berkelanjutan. Dalam masyarakat kita yang seringkali masih tabu membicarakan perasaan dan masalah mental, self-disclosure dapat menjadi alat yang kuat untuk mengatasi stigma dan membuka ruang untuk membicarakan kesehatan mental secara lebih terbuka.

Dalam kesimpulannya, self-disclosure dapat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesehatan mental seseorang. Dengan membantu mengurangi stres, meningkatkan hubungan sosial, memecahkan masalah secara lebih efektif, dan membantu seseorang merasa lebih otentik dan terhubung dengan diri mereka sendiri, self-disclosure dapat membantu seseorang merasa lebih baik secara mental dan secara keseluruhan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk merasa nyaman untuk mengungkapkan informasi pribadi tentang diri mereka dan untuk mencari dukungan dari orang lain ketika mereka membutuhkannya. 

Namun, penting juga untuk memilih orang yang tepat untuk berbicara, seseorang yang bisa dipercaya dan dipahami serta memberikan dukungan yang sehat. Selain itu, self-disclosure juga harus dilakukan dengan bijak, jangan sampai mengungkapkan informasi yang sensitif dan dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun