(Pihak ketiga adalah) Keluarga besar Wapres JK, yang kemungkinan besar memperjuangkan namanya sebagai menteri ESDM pertama di Kabinet Jokowi. Karena paling berjasa, maka kepada Wapres JK lah kesetiaan tertinggi si menteri ESDM terletak. Upeti yang diterima Wapres JK dari si menteri ESDM akan dijelaskan pada paragraf berikut.
Awalnya, seolah si menteri ESDM ingin menyaingi kepretan-kepretan si Rajawali Maritim dengan menciptakan kegaduhan yang seolah awalnya merupakan “putih” dengan membongkar rekaman Maroef Syamsuddin ke MKD DPR. Dikatakan, dengan upaya ini didukung penuh oleh Wapres JK. Ternyata setelah MKD bersidang dan memutuskan bahwa SN melakukan pelanggaran, dan akhirnya ybs mundur dari Ketua DPR.
Tapi kemudian bola panas politik di DPR malah mengarah ke terbentuknya Pansus Freeport. Bersamaan dengan itu, belum lama ini muncul kesaksian dari seorang politisi Gerindra yang memiliki bukti kunjungan Presiden Komisaris Freeport McMoran (induk Freeport Indonesia) James Moffett ke gedung kantor grup Bosowa untuk menemui adik ipar Wapres JK dan anaknya. Kabarnya pertemuan tersebut terjadi tepat pada saat si menteri ESDM sedang memperjuangkan percepatan perpanjangan kontrak Freeport. Bahkan terdapat kesaksian (yang lebih merupakan spekulasi, sehingga harus diverifikasi lagi), bahwa saat-saat itu juga Wapres JK sendiri secara pribadi sudah menerima kunjungan James Moffett ke rumah dinasnya (!).
Jika di kemudian hari nanati Pansus Freeport terbentuk, dan memang harus kita dorong, dan terbuktilah semua kisah gaduh hitam ini, maka yang dilakukan si menteri ESDM tak lebih dari gaduh hitam. Suatu kegaduhan yang tercipta untuk mempertahankan kekuasaan elit politik dan bisnis dengan jalan KKN serta tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan nasion.
Jika dalam percepatan perpanjangan kontrak Freeport dulu di tahun 1991 ada duet Ginandjar-Ical, maka di tahun 2015 ini ada duet si menteri ESDM-Wapres JK.
Kisah yang sebenarnya terjadi, kabarnya adalah duet si menteri ESDM – Wapres JK sukses menggagalkan upaya SN-MRC rebut saham Freeport. Sementara keluarga Wapres JK, melalui adik iparnya, berhasil memperoleh tawaran 40% saham smelter yang akan dibangun Freeport di Sungai Membramo, Papua, beserta proyek pembangunan PLTA yang menjual listrik untuk smelter tersebut. Sebagai barter untuk mega proyek inilah, Freeport minta diberikan jaminan percepatan perpanjangan kontrak.
Demi kesepakatan besar inilah James Moffett berkepentingan menemui Wapres JK dan adik iparnya, serta yang menjelaskan mengapa si menteri ESDM, yang memang sangat loyal kepada Wapres JK, terburu-buru (pada hari yang sama) membalas surat James Moffett yang meminta kepastian perpanjangan kontrak. Semoga cerita ini kelak terkonfirmasi di Pansus Freeport, dan akhirnya gaduh “hitam” dapat dikalahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H