Mohon tunggu...
Judge Scar
Judge Scar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ledakan Kegilaan

1 Januari 2016   15:14 Diperbarui: 1 Januari 2016   15:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog

 

Kau tidak akan paham apa yang terjadi saat orang itu berlari sekencangnya di padang gulita. Tidak, kau tidak akan memahaminya. Kau tidak akan paham kenapa dia berteriak sambil menangis dan berlari. Tidak, kau tidak akan paham.

Bagimu dia gila. Karena apapun yang dia lakukan tidak akan pernah bisa kau pahami. Begitulah kalian, apa yang tidak kalian pahami, kalian sebut gila. Mudah, bukan? Hidup ini mudah, jangan diperumit, bukan? Karena hidup itu sederhana dan mudah, maka apapun yang tidak bisa kalian pahami, kalian sebut itu aneh, gila, sinting. Dan karena kalian tidak paham kenapa itu aneh, gila dan sinting, kalian ciptakan figur sebagai penyebabnya. Sesosok makhluk tak kasat mata yang punya kekuatan untuk mengacaukan seseorang; setan.

Itu sebabnya kalian mengikat orang gila dan menyiraminya dengan air-air doa, berharap setan dalam kepalanya ketakutan dan kabur. Atau kalian menggantungnya terbalik dengan kepala dibawah, berharap dia memuntahkan racun yang ditanamkan setan dalam perut si gila.

Sedikit yang tahu, orang gila di Abyss abad ini bernama Shang. Sedikit yang tahu, sedikit. Tapi mereka yang mengetahui namanya, malu untuk mengakui bahwa mereka pernah mengenalnya. Bahkan keluarganya sendiripun malu untuk mengakui bahwa Shang adalah darah daging mereka.

Itu sebabnya Shang tidak pernah pulang, dia sibuk di dunia luar dari goa-goa tempat keluarganya bermukim sebagai orang kaya terpandang di perkampungan itu, mencari dunianya sendiri. Dunia yang telah lama dia impikan, dunia yang selalu menggodanya dalam mimpi. Dunia yang dipercaya Shang bahwa telah ditanamkan Tuhan ke dalam hatinya.

Tapi bukan karena dunia itu Shang menangis. Bukan. Bukan karena itu Shang berteriak, berlari sepanjang padang rumput lembayung lalu melompati jurang yang dalam. Bukan karena itu dia menyerahkan tubuhnya diseret gravitasi jurang di dalam Abyss, tercebur ke dalam kolam tempat air terjun mendarat.

Sejuknya air meresap masuk ke dalam sela-sela lubang di kulitnya, segenap amarah Shang ditarik keluar. Tubuh Shang mengapung damai di tengah kolam yang kedalamannya tidak ada yang tahu.

Matanya terbuka, menampakkan bola mata warna merah yang mampu memantulkan cahaya-cahaya kecil yang ada di Abyss. Bola mata itu adalah milik manusia Abyss, sanggup melihat dengan baik dalam kegelapan. Kulitnya luar biasa putih, dan berwarna kemerahan karena pigmen yang sangat tipis.

Shang melepaskan semua perasaannya, membiarkan segalanya diambil oleh air kolam. Lepas bersama gelembung-gelembung udara yang menempel di sepanjang permukaan kulitnya. Biarkan mereka terseret lepas dari tubuhnya, mengapung ke atas permukaan air, kemudian pecah dan lenyap dalam udara Abyss yang pengap.

Shang, hidup ini laksana bintang jatuh, bukan? Kau hanya butiran cahaya kecil di langit hitam, di antara ribuan yang sama sepertimu. Pada saatnya nanti, cahayamu harus pudar dan cahaya lain akan muncul menggantikan kilaumu. Beberapa hilang begitu saja, tak ada yang tahu bahwa tempat kosong di langit hitam itu dulu adalah milikmu.

Tapi kau harus tahu, sekalipun singkat, namun hidup ini sangat indah. Seperti bintang jatuh.

 

“There is always some madness in love. But there is also always some reason in madness.”

--Friedrich Nietzche

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun