Mohon tunggu...
Elda Arla
Elda Arla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 2006

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membongkar Diam: Berani Hadapi dan Menentang Pelecehan

30 Agustus 2023   20:32 Diperbarui: 30 Agustus 2023   20:42 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam mencoba menerangi kebenaran dengan jejak pertama ini, mereka tidak hanya berhadapan dengan keberanian, tetapi juga dengan tekad yang dalam. Jejak luka dan tirai kebohongan mungkin tidak pernah sepenuhnya hilang, tetapi langkah pertama ini membuktikan bahwa setiap langkah keberanian adalah langkah menuju pencerahan. Ini adalah langkah pertama dalam perjalanan panjang untuk memahami, mengungkapkan, dan menerangi rahasia
yang pernah tersembunyi.

●Bicara yang Tidak Hanya Berbicara: Kembali Bergema, Suara yang Kini Tak Lagi Tersembunyi

Dalam bayang-bayang hening yang pernah melingkupi, kini terdengar gemuruh suara yang pernah terpendam. Seolah-olah sebuah titik terang dalam kegelapan, suara-suara ini bangkit dengan keberanian yang menggetarkan. Dalam satu momen tiba-tiba, seorang di antara mereka mengajukan pertanyaan yang menggetarkan, "Mengapa kita selalu memilih untuk berdiam diri?". yang berkibar tinggi. Pertanyaan ini tak sekadar memicu refleksi, tetapi juga menjadi bendera perlawanan.

●Bukan Hanya Bunyi, Melainkan Seruan yang Tulus

Bayangkan bagaimana ketika suara-suara itu muncul, bagaimana kata-kata yang dulunya hanya didengar di dalam dada kini berubah menjadi seruan yang tak bisa diabaikan. Suara yang pernah tersembunyi dalam retakan kebisuan, kini dengan gagah melangkah keluar. Pertanyaan yang diucapkan adalah sebuah seruan yang tulus, sebuah panggilan untuk dunia luar. Dalam sorakan ini, ada kekuatan yang menantang batas-batas yang pernah diakui.

●Tidak Lagi Memilih untuk Terseret, Tapi untuk Terbang

Mengapa kita selalu berdiam diri? Pertanyaan ini bukan hanya untuk mereka yang terlibat dalam langkah perlawanan, tetapi juga untuk seluruh dunia yang kadang acuh terhadap penderitaan yang tersembunyi. Pertanyaan ini bukan sekadar menggugah, melainkan seperti angin yang memutar balik lembaran sejarah. Ini adalah pertanyaan yang mengingatkan kita bahwa ketika kita tidak lagi memilih untuk terseret oleh keheningan, kita sebenarnya sedang memilih untuk terbang ke kemerdekaan.

●Suara-suara yang Tak Lagi Terhenti, Merayakan Keberanian

Suara-suara yang tak lagi tersembunyi adalah bukti bahwa keberanian bisa merubah dinamika. Mereka yang sebelumnya tak mampu berbicara, kini menjadi pengisi ruang dengan cerita-cerita mereka. Pertanyaan "Mengapa kita pernah diam?" adalah bukan sekadar tanya retoris, melainkan pemicu untuk menggugah semangat dalam setiap jiwa. Suara ini adalah panggilan, sebuah seruan untuk merayakan kebebasan dari keheningan yang pernah merangkul.

■Runtuhnya Tembok Ketakutan: Pelaporan dan Pendampingan
Langkah-Langkah Keberanian:
-Melawan Pelecehan dalam Sorakan Solidaritas
Takdir kadang-kadang berjalan tanpa pandang bulu, dan terkadang menghadirkan cobaan yang tak terduga. Ketika cobaan itu datang dalam bentuk pelecehan, banyak yang berjuang dalam keheningan. Dalam dunia yang kadang-kadang terlalu banyak yang mengabaikan, mereka yang mampu merobek tirai ketakutan dan berbicara mengambil peran yang mungkin lebih besar dari yang mereka duga.

-Langit Keheningan yang Diterobos: Suara yang Menemukan Jalan
Bayangkan langit yang sebelumnya penuh dengan keheningan, terhampar kini oleh suara yang tak lagi terkekang. Melaporkan pelecehan bukanlah perjalanan yang mudah. Ini adalah seperti merobek tembok kuat yang selama ini menghalangi, yang tercipta oleh rasa takut akan konsekuensi dan ketidakpercayaan. Namun, seperti titik terang dalam malam yang gelap, langkah ini ditempuh dengan tekad yang membara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun