Mohon tunggu...
Elda Mariyani S
Elda Mariyani S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nursing Student Writter

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Meningkatkan Kualitas Hidup pada Lansia

18 Oktober 2022   23:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   23:09 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: klikdokter.com

Penuaan merupakan proses alami yang pasti aka terjadi pada setiap manusia.

Secara normal lansia akan mengalami berabagai perubahan baik secara biologis, psikologis, dan secara  universal Proses penuaan secara biologis akan mengalami perubahan atau penurunan secara fisik.

Secara psikologis akan mengalami perubahan mental sehingga tidak asing jika lansia kan cenderung emosional atau bahkan sulit untuk mengontrol emosinya, perubahan sosial jika dapat terjadi pada lansia yang mungkin dapat dilihat lansia akan cenderung menyendiri dbandingkan bersosialisasi dengan anak cucu ataupun orang lain dan yang pasti secara kesehatan akan mengalami gangguan seperti Diabetes, Hipertensi dan masih banyak yang lainnya (Sari, 2016). 

Populasi lansia di dunia meningkat sangat cepat, pada Tahun 2020, jumlah lansia diprediksi sudah menyamai jumlah balita, yang artinya 11% dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah lansia. Populasi penduduk lansia Indonesia merupakan populasi terbanyak keempat sesudah China, India dan Amerika Serikat. 

Menurut data World Health Statistic 2013, dengan penduduk China berjumlah 1,35 milyar, India 1,24 milyar, Amerika Serikat 313 juta dan Indonesia berada di urutan keempat dengan 242 juta penduduk (Kiik et al., 2018). 

Pertambahan  penduduk  lanjut  usia  terus  mengalami  peningkatan.  Pada  tahun  2020  diprediksi    mencapai    28.882879    jiwa    (11,34%),    bahkan    tahun    2050    angka  lanjut  usia terbanyak  di  Indonesia  dengan  presentase  28,68%.  

Hal  ini  menunjukkan  bahwa  jumlah lanjut  usia  di  Indonesia  lebih  tinggi  dibandingkan  di  Asia  (27,63%)  dan  di  dunia  (25,07%) (Pudjiati, Yeti Resnayati, 2021)

Proses penuaan menyebabkan lansia sulit untuk melakukan Activity Daily Life (ADL) secara mandiri sehingga akan menjadikan lansia bergantung kepada orang lain. 

Banyak lansia yang sulit untuk beradaptasi dengan proses penuaan, sehingga banyak lansia yang merasa sendirian, frustasi, depresi dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri sehingga akan memengaruhi kualitas hidup mereka sebagai lansia. 

Lansia merupakan kelompok rentan yang sangat berisiko mengalami berbagai macam penyakit, oleh sebab itu pentingnya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup lansia agar lebih produktif dan tetap sehat sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya berbagai penyakit (Kiik et al., 2018). 

Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor internal (fungsi fisik dan psikologis) dan faktor ekternal (dukungan sosial), diindonesia sendiri banyak lansia yang hidupnya tidak produktif karena anggapan bahwa sebagai anak harus merawat orag tua dengan persepsi seperti ini maka akan membuat lansia tidak mandiri dengan segala sesuatunya harus bergantung pada anak ataupun cucu (Yusselda & Wardani, 2016)

Ada beberapa tips agar lansia tetap dapat menjaga kualitas hidupnya dengan cara sebagai berikut, yang pertama berhenti merokok jika pada beberapa lansia yang mungkin hingga usianya yang sudah tua masih mengonsumsi rokok sebaiknya dihentikan menjaga agar lansia tetap sehat, pasalnya merokok dapat menyababkan berbagai penyakit kronis seperti kanker, stroke, gagal jantung, dan masih banyak yang lainnya. 

Tips yang kedua yaitu rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, tips yang satu ini akan membantu para lansia agar tetap hidup produktif dengan banyak bergerak atau beraktivitas sekaligus dapat menjalankan hobi dan dapat menjaga kekuatan tubuh, keseimbanagn, fleksibilitas, dan menunjang kesehatan pembuluh darah, tips yang ketiga menjaga pola makan yang sehat, prioritaskan menu makanan yang kaya akan serat, rendah lemak, dan bebas kolestrol (Ekasari et al., 2019)

Hindari mngonsumsi makanan yang asin, cepat saji dan lakohol, selain itu harus menontrol porsi makan agar tidak berlebih ataupun  kurang.

Tips yang keempat menjaga berat badan tetap ideal, alasannya agar tidak mudah atau berisiko mengalami penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi, usahakan agar berat badan tetap ideal dengan tetap menjaga dan  mengatur pola makan dengan baik, kurangi minuman-minuman yang manis dan ganti dengan banyak minum air putih, tips yang kelima hati-hati saat berjalan.

Khususnya saat berjalan dilantai yang licin atau basah seperti saat berjalan dikamar mandi, agar menghindari terjatuh saat dikamar mandi yang bisa berakibat fatal. Tips yang keenam rutin check-up kesehatan, agar kesehatan lansia bisa terpantau dengan baik, untuk mengindari penyakit yang mungkin dapat terjadi kapan saja.

Tips yang ketujuh hindari stress, dengan mengalikan pikiran yang stres ke hal-hal yang lebih bermanfaat seperti yoga, bersepeda, senam, jalan santai atau melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan hobi (Ekasari et al., 2019)

Selain tips diatas ada beberapa penelitian yang memberikan tips agar kualitas hidup lansia dapat terjaga salah satunya adalah latihan kesimbangan dengan 8 gerakan utama dengan langkah-langkah sebagai berikut : 

Pemanasan; memutar bahu; berjalan menyamping; berjalan menyilang; berjalan dengan tumit dan jari; berdiri satu kaki; bangun dari duduk; pendinginan. Latihan keseimbangan ini dilakukan 2 kali seminggu. Setiap latihan berdurasi 30 menit dengan masing-masing pemanasan dan pendinginan dilakukan selama 5 menit (Kiik et al., 2018)

Selain tips-tips diatas yang tidak kalah penting juga adalah dukungan keluarga terhadap lansia dan juga penghargaan yang diberikan keluarga terhadap lansia dapat meningkatkan status psikososial, semangat, motivasi hidup, dan meningkatan harga diri lansia karena lansia masih dianggap berguna dan berarti untuk keluarga. 

Melalui dukungan penghargaan, lansia mendapatkan pengakuan atas keberadaannya, dan merasa masih dilibatkan, dibutuhkan oleh keluarganya (Yusselda & Wardani, 2016)

Referensi 

Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2019). MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP LANSIA KONSEP DAN BERBAGAI INTERVENSI. WINEKA MEDIA. https://books.google.co.id/books?id=lWCIDwAAQBAJ

Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116. https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584

Pudjiati, Yeti Resnayati, D. K. R. (2021). PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA. 42–46.

Sari, M. (2016). Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Menggunakan Reminiscence Affirmative Therapy Berbasis Teori Lazarus (Improving Quality of Life in Elderly Using Reminiscence Affirmative Therapy Based on Lazarus Theory). Jurnal Ners Lentera, 4(1), 81–90.

Yusselda, M., & Wardani, I. Y. (2016). Dampak dukungan keluarga terhadap kualitas hidup lansia 1 1. Jurnal Keperawatan, 8(1), 9–13.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun