Gunung Gede merupakan sebuah gunung api bertipe stratovolcano yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980.Â
Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 2.958Mdpl. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.
Desember 2021, Gunung Gede menjadi saksi sejarah sebagai my first summit. Berawal dari ajakan teman, saya memberanikan diri untuk mengiyakan ajakannya.Â
Sebagai pemula, kami berdua memutuskan untuk naik gunung dengan mengikuti opentrip. Meskipun Gunung Gede banyak dibilang merupakan pendakian cocok untuk pemula, bagi saya tetap saja dibutuhkan tenaga dan usaha keras.
Meeting point kami adalah Stasiun Bogor. Sekitar pukul 11 malam, kami berangkat dari Bogor menuju basecamp Putri. Jarak yang kami tempuh kira-kira 2 jam perjalanan.Â
Setibanya di basecamp Putri kami menuju rumah warga yang sudah disewa sebagai tempat peristirahatan. Perjalanan naik gunung akan dimulai besok pagi.
Pagi kami bangun untuk bersiap dan sarapan. Sebelum memulai mendaki, kami diberikan arahan dan berdoa terlebih dahulu untuk keselamatan saat pendakian. Sekitar jam 10 pagi, kami menuju ke pos pertama yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari lokasi kami menginap.
Tujuan pertama perjalanan hari ini adalah alun-alun Surya Kencana. Kami mulai mendaki dengan ditemani kebun teh milik warga. Setiap 10 menit perjalanan saya selalu minta istirahat, karena rasanya kaki itu berat dan lelah. Saya berada diposisi paling belakang rombongan. 2 jam perjalanan kami berhenti untuk makan berat dan istirahat.
Saat itu saya merasa perut tidak sehat sehingga hanya makan cemilan. Diam sejenak sambil menikmati suasana hijau pepohonan dan ramainya pendaki lain. Teman saya diberi tahu bahwa ada 3000 orang yang mendaki pada saat itu, pantas saja.
Selesai makan, kami melanjutkan ke pos berikutnya. Tidak lama dari itu, hujan turun. Kami berhenti untuk memakai jas hujan. Lalu melanjutkan perjalanan dengan hati-hati agar tidak terpeleset.Â
Kami terus menanjak, mendaki, dengan jalan yang cukup terjal dengan komposisi jalan yang kita lewati berupa tanah yang basah dan diselimuti kabut tebal yang mulai turun. Udara yang semakin dingin membuat kami terus menambah semangat kami, agar cepat tiba pada camping ground.
Saya menikmati setiap langkah yang diambil. Karena, walaupun kaki terasa berat untuk melangkah, saya selalu berpegang teguh bahwa saya bisa, saya yakin untuk terus melangkah menapaki jalan terjal, dan berliku ini.
Waktu ashar pun tiba, kami memutuskan untuk istirahat dan sholat. Cukup lama kami disini karna amat sangat lelah. Melanjutkan 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai pada camping ground Alun-alun Surya Kencana. Tenda kami berada cukup jauh dari pintu masuk Surya Kencana.
Dengan memasang head lamp kami melewati angin yang sangat kencang untuk menuju tenda. Di sana sudah banyak teman rombongan saya yang sampai terlebih dahulu.Â
Malam itu, kami habiskan hanya berada di tenda. Kami menikmatinya dengan makan bakso aci, dan segelas teh untuk menghangati tubuh kami dari dinginnya udara yang saat itu mencengkram tubuh kami.
Keesokan paginya, hujan badai dan kabut membuat sedikit keraguan untuk naik atau tidak. Tanpa berfikir Panjang kami memutuskan untuk tetap naik. Kesempatan untuk kesini lagi mungkin tidak datang dua kali, fikir saya. 2 jam perjalanan, sampai lah kami di puncak Gunung Gede.Â
Benar saja, pemandangan tertutup kabut dan tidak ada yang bisa dilihat. Hanya awan bagaikan tembok sepanjang mata memandang. Belum lagi hujan yang terasa semakin deras.
Walaupun begitu, saya tetap bersyukur bisa diberikan kekuatan untuk mencapai puncak Gunung Gede. Setelah puas mengabadikan foto, kami pun kembali ke tenda.Â
Sesampainya di tenda, kami sarapan dan menikmati segelas kopi hangat. Tidak lama setelah itu, hujan berhenti, matahari mulai terlihat. Kami pun turun untuk kembali ke basecamp.
Proses turun sebenarnya lebih cepat, tetapi karna diperjalanan kaki saya lecet sehingga memakan waktu cukup lama. Saya sampai di basecamp magrib, kemudian bersiap untuk kembali ke rumah.
Mendaki gunung adalah menjadi suatu pilihan bagi para pecinta alam. Selain berburu keindahan alam mendaki juga dapat mencari solusi dan menenangkan pikiran. Selain menikmati itu semua mendaki gunung menjadi salah satu cara mensyukuri ciptaan Tuhan YME.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H